Wakil SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengapresiasi Pertamin Hulu Mahakam |
"Saya bermaksud untuk memastikan proses lifting akhir tahun 2022 di PHM karena saya mendapati data achievement yang bagus, di antaranya pengelolaan gas dengan optimum, dimana inovasi tersebut mampu menambah produksi 1.000 barel per hari dan memberikan nilai produktivitas dan revenue," ujar Nanang.
Dalam melaksanakan kegiatan operasinya, PHM menerapkan pengelolaan lingkungan sejalan dengan nilai-nilai ESG, di antaranya, lanjut Nanang, air terproduksi yang dikembalikan ke alam telah melewati baku mutu. Selain itu, PHM berkomitmen memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah operasi melalui program pengembangan masyarakat.
"Terkait dengan operasi produksi PHM, saat ini mampu menyumbang 10% dari produksi gas nasional atau sebesar 585 MMSCFD dan akan ditingkatkan terus. Dan untuk target 2023 sebesar 550 MMMSCFD dan kondensat 30.000 Condensat per hari," jelas Nanang.
Nanang menambahkan bahwa untuk tahun 2023 tantangannya semakin berat, decline rate mencapai 50%, kalau tidak melakukan aktivitas apapun maka pasti turun. Tapi saya melihat PHM tidak diam, mereka melakukan beragam upaya, seperti well intervention, work over, reperforasi sumur dan reaktifasi sumur. Selebihnya PHM juga melakukan eksplorasi, di mana lapangan Sisi Nubi dan Manpatu, yang mana nantinya lebih mendongkrak produksi dari PHM.
Dari sisi inovasi, PHM membuat pemboran menjadi semakin efisien dan efektif, di mana pemboran shallow water yang semula 17 hari menjadi 2 hari, hal tersebut membuat biaya pemboran menjadi lebih ekonomis, yang semula mencapai 15 juta Dollar menjadi 2 juta dolar.
"Tahun 2022 telah dibor 96 sumur pengembangan ditambah 2 sumur eksplorasi dan di 2023 target di 103 pemboran sumur dangkal dan 2 sumur eksplorasi. Total sumur aktif PHM sebanyak 1000 sumur," ujar Raam Krisna, General Manager PHM Zona 8 Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina.
Melihat tahun 2023, nilai investasi yang dianggarkan oleh PHM di tahun 2023 mencapai 600 juta dollar. Krisna melanjutkan, "seperti yang sudah di jelaskan oleh Pak Nanang sebelumnya adalah lapangan Manpatu, untuk lapangan Manpatu fasilitas produksinya sudah ada tinggal dikembangkan lebih lanjut,".
"Tentunya kita akan melihat dari banyak aspek melalui Plan on Development (PoD) baik dari keekonomiannya, dan aspek commercial seperti apa," jelas Krisna lag.
Kemudian, Nanang menambahkan, selain PHM, ada KKKS lain di Kalimantan Timur seperti PHKT, PHSS, ENI, dan ada rencana insentif yang diberikan untuk lapangan Merakesh East yang diharapkan melakukan pengembangan lebih lanjut.
"Sekarang tugas PHSS yang menerima insentif adalah segera melakukan eksekusi atas usulan-usulan program kerjanya. Karena dengan insentif inilah yang semula tidak ekonomis dan marginal, membuat menjadi ekonomis dan layak untuk di kembangkan, paling tidak dapat menambah umur produksi dari PHSS," ujar Nanang.
Dengan adanya insentif diharapkan dapat menambah life time dan menambah
produksi migas bagi negara, jadi win win solution sehingga para
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) akan semakin semangat memproduksi
minyak dan gas bumi di Indonesia. (*/kk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar