foto ilustrasi (net) |
Kita perlu data dan fakta serta analisis untuk menentukan kepastian. Apakah kita mampu semua unsur kehidupan bisa kita perhitungkan dengan analisis? Tidak, karena faktor data dan waktu terbatas kita harus ambil keputusan. Ambil keputusan ya dengan feeling atau naluri yang di luar nalar pemikiran yang tidak diajarkan di dunia pendidikan.
Feeling itu penting, bagaimana kita belajarnya? Ya salah satunya berjudi. Berjudi banyak manfaat positifnya, tetapi ada negatifnya. Negatifnya ya seperti lagu Rhoma Irama dan telah banyak diurai seperti umumnya. Positifnya, di luar untuk melatih feeling yaitu antara lain : supaya tidak gampang pikun, karena kegiatannya umumnya menggunakan otak. Salah satu budaya orang China membiasakan dalam hidup berjudi. Kan kita dianjurkan belajar ke Negeri China.
Demikian juga orang Jepang, orang kulit putih juga orang Batak dan lain sebagainya. Hiburan, manusia butuh hiburan. Hiburan butuh dana. Dana bila dikelola menjadi pendapatan. Negara bila mau kelola seperti negara Malaysia, Singapur, Kamboja, Hongkong, Macau, Monaco, Los Angeles dan terbesar di dunia Las Vegas, maka menjadi pendapatan.
Penelusuran Aiman melalui PPATK, perputaran judi online 150 T. Itu di luar offline. Kita membuat kebijaksanaan judi online dan offline dilarang keras. Perkiraan saya, kita korban politik dagang perjudian Singapur dan Malaysia, supaya usaha mereka hidup. Pengunjungnya di sana 70 % adalah orang Indonesia, saya sudah ke Genting Hi Land dan Marina Bay, bahkan saya sudah teliti di Macao, Hongkong dan Las Vegas, tetap pasti ada orang Indonesia.
Ada baiknya kita tinjau ulang aturan ini. Danau Toba, Batam, Pulau Seribu dan Bali, layak dipertimbangkan untuk buka lokasi amusement perjudian. Hidup itu tetap pilihan, yang merasa judi itu tida baik, ya jangan masuk ke areal judi, tetapi yang merasa judi itu baik, ya monggo atau mangga. (*)
Jakarta 18 Oktober 2022 - Donald Sitorus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar