Suriansyah (Prof) |
Akan tetapi beberapa hari terakhir ini di Kota Balikpapan khususnya, kembali diributkan dengan akan berdirinya lagi bakal ormas daerah yang notabene berasal dari luar tanah Buni Etam Kalimantan ini.
Oleh karena hal itu, melalui media elektronik ini kembali kami sampaikan bahwa sampai kapanpun Gepak Kuning Kalimantan Timur akan bersikap dengan sikap yang sama pada waktu Kota Balikpapan dinakhodai HM Rizal Effendi.
Artinya tidak berbeda dengan hal itu, di masa jabatan Walikota H Rahmad Mas'ud ini, kami tetap akan memberikan sikap penolakan yang tegas terhadap pendirian bakal ormas daerah yang berasal dari luar daerah Bumi Etam Kalimantan Timur ini.
Secara tegas kami ingin sampaikan pula, bahwa sebagai bentuk toleransi kami dalam berbangsa dan bernegara yang berasaskan Bhinneka Tunggal Ika, kami secara hormat dan bergandengan tangan bersama-sama seluruh paguyuban daerah lain merawat dan membesarkan budaya asli khas Nusantara Tanah Air Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika adalah konsep besar yang harus kita implementasikan dalam hidup berbangsa dan bertanah air. Akan tetapi turunan dari konsep itu yang tidak bisa dipisahkan adalah menjunjung tinggi kearifan lokal di suatu daerah itu sendiri.
Jangan asal tabrak-tabrak saja dengan mengedepankan salah satu dari 4 Pilar Bangsa. Artinya apa? Bahwa tetap pendatang di suatu daerah adalah tamu, dan penduduk asli adalah tuan rumah.
Menurut saya, sebagai salah satu dari pimpinan ormas daerah terbesar di Kota Balikpapan, mari kita sama-sama menjaga kondusivitas Kota Balikpapan dan Provinsi Kalimantan Timur ini dengan cara : tidak memaksakan kehendak nafsu individu kita.
Wadahnya para tamu dari luar daerah itu sudah disiapkan yakni paguyuban yang setiap HUT Kota atau HUT Provinsi bahkan HUT Kemerdekaan, semua diberi kesempatan yang sama untuk menunjukkan eksistensi sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.
Bukan dengan mendirikan ormas daerah yang secara tersirat
memberi kesan ingin bersaing dan bahkan ingin melampaui eksistensi Tuan
Rumah dalam fungsi dan perannya sebagai ormas daerah dengan segala kekayaan spiritual, intelektual dan budayanya. Sekali lagi saya ingin
tegaskan dengan sebuah pepatah : "Dimana Bumi Dipijak, di Situ Langit
Dijunjung". (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar