BANTUL - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meresmikan Jogja Anggur sebagai salah satu agrowisata unggulan di wilayah Bantul, Yogyakarta. Peresmian diawali Ruwat Bumi dari Sastramanta Sanggar Pangawikan, dilanjutkan panen raya anggur sekaligus penanaman kembali bibit anggur. Didukung penandatangan nota kesepahaman (MoU) terkait pemanfaatan teknologi pertanian antara Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta dengan Jogja Anggur.
"Biasanya anggur dibudidayakan di negara yang memiliki empat musim, terutama di kawasan Eropa. Ternyata berkat keuletan dan inovasi dua bersaudara, Arief Wahyudianto dan Agustinus Danang, anggur bisa tumbuh di Indonesia yang memiliki iklim tropis. Menunjukan tidak ada yang tak mungkin untuk dikembangkan di Indonesia. Selain menjadi tempat agrowisata yang edukatif, hasil panen Jogja Anggur bisa menjadi momentum menekan masuknya anggur impor. Pencapaian yang patut didukung," ujar Bamsoet saat meresmikan Jogja Anggur, di Bantul, Yogyakarta, Selasa (15/12/2020).
Turut hadir antara lain anggota DPD RI yang juga Permaisuri Raja Kesultanan Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubowono X Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Bupati Bantul, Suharsono, anggota MPR RI/Komisi X DPR RI Robert Kardinal, anggota MPR RI/Komisi VII DPR RI Gandung Pardiman dan Rektor UPN Yogyakarta, Dr. Irhas Effendi.
Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produktifitas anggur nasional pada 2019 mencapai 13.724 ton. Paling tinggi berasal dari Bali (13.088 ton), Jawa Timur (539 ton), Sulawesi Tengah (38 ton), NTT (18 ton), Jawa Tengah (14 ton), NTB (13 ton), Sulawesi Tenggara (5 ton) dan Yogyakarta (4 ton).
"Jumlah tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan domestik. Kementerian Pertanian melaporkan sepanjang Januari-September 2020, Indonesia mengimpor 48.912 ton anggur dengan nilai mencapai USD 164 juta. Kehadiran Jogja Anggur mampu menggarap 500 pohon anggur yang terdiri dari 40 varietas di lahan seluas 2.200 meter persegi, dalam setahun bisa tiga kali panen. Setiap pohon menghasilkan sekitar 10-20 Kg anggur. Diharapkan produktivitas anggur nasional, khususnya dari Yogyakarta, bisa meningkat tajam," papar Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menekankan, disisi lain tingginya impor anggur harus menjadi cambuk penyemangat bagi para petani anggur untuk lebih meningkatkan produktifitas. Selain juga menjadi peluang bagi siapapun yang ingin menjadi petani anggur, karena potensi market di dalam negeri sangat besar.
"Pemerintah juga harus memberikan pemberdayaan dan perlindungan, sehingga masyarakat semakin bergairah melahirkan sentra agrowisata seperti Jogja Anggur, yang perlahan namun pasti bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap buah impor. Pemenuhan buah dari produksi dalam negeri selain bisa meningkatkan derajat, harkat dan martabat bangsa, juga bisa membuka banyak lapangan pekerjaan dan multiplier effect ekonomi lainnya," pungkas Bamsoet. (*/kg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar