Diskusi Publik GMNI Kutim Antusias diikuti Ratusan Mahasiswa dan Pelajar se-Kutim. |
KUTAI TIMUR, KABARKALTIM.CO.ID - Berita hoax jelang Pemilu 2019 terus bergulir dan menjadi konsumsi publik terutama di sosial media. Oleh sebab itu perlu adanya kesadaran masyarakat untuk jeli melihat berita yang jelas sumbernya.
Berita hoax jelang Pemilu 2019 justru masif berseliweran di media sosial sehingga Natizen yang tidak cakap mudah membagikan konten tersebut.
" Berita hoax menjelang Pilpres sangat
masif sangat berbahaya karena hoax
bisa membuat konflik horizontal. Kita harus mampu memverifikasi. Pengguna medsos harus cerdas bagaimana bisa melihat hoax dan berita benar harus dianalisis mengenai sumber berasal dari mana," ungkap Ketua Komisariat Agro Teknologi Gerakan Mahasiswa Nasioanl Indiensia (GMNI) Kutai Timur, Nur Fitrianingsih di sela kegiatan dialog publik di coffe kopi time Sangatta belum lama ini.
Menurutnya pemberitaan hoax bisa dilawan dengan cara tidak latah membagikan konten tersebut."Kita bisa melawan dengan cara tidak ikut menshare hoax semua kalangan harus menolak hoax bukan hanya di Pilpres tapi di setiap saat,"ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh
Ketua Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) Kutim, Dimas Irawan di mana generasi milenial juga ikut ambil bagian dalam pencegahan penyebaran berita hoax.
"Kami meneruskan kepada generasi milenial agar bisa menjaga berita berita hoax tidak berkembang karena dapat memecah belah persatuan,"timpalnya.
Kaum Milenial lanjutnya tidak lepas dari media sosial oleh karenanya perlu adanya edukasi untuk dapat memilah dan memilih berita yang dapat dipertanggungjawabkan.
" di media sosial saat ini mulai memanas terkait Pilpres dan Pileg tentu kami berharap kaum milenial untuk selalu menjaga ketertiban pemilu,"terangnya.
Ketua bidang Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kutim, Ibnu Juraid menambahkan bahwa berita hoax bukan bagian dari produk jurnalistik." Produk jurnalistik jelas dalam kaidah jurnalistik, kami berkesimpulan bahwa dengan kita menyebarkan hoax sama saja menanamkan kebodohan kepada masyarakat,"jelasnya.
Dia berharap masyarakat bisa memfilter semua informasi yang masuk sebelum menyebarkan ke masyarakat."Jadi melawan hoax dengan tidak menyebarkan informasi tanpa memfilter terlebih dahulu,"tandasnya. (dayat)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar