Februari 25, 2019

TAMAN KOMIK NUSANTARA MENGUATKAN LITERASI DENGAN FILM DOKUMENTER


Penulis: ENDAH PRIYATI, M.Pd

DEDIKASI Taman Komik Nusantara mencipta gerakan sadar literasi lewat komik kreatif di kalangan generasi milenial akhirnya menjadi daya tarik stasiun televisi untuk membuat tayangan edukatif. DAAI TV Indonesia sebagai salah satu TV swasta lokal yang hadir di kota Jabodetabek pada channel 59 UHF memiliki acara bernuansa ‘moral-edutainment’ menjadi mitra kerjasama Taman Komik Nusantara untuk membuat tayangan film dokumenter Program Nusantara berjudul “Taman Komik Nusantara Penyemai Pesan Kebhinekaan” yang tayang pada 24 Januari 2019 atau dapat dlihat kembali melalui youtube https://youtu.be/IkI_hxObwAI. Kelanjutan dari program ini kemudian digaungkan dengan acara Talkshow dalam program Halo Indonesia secara “Live” pada 7 Februari 2019 atau dapat dilihat kembali melalui youtube dengan 3 segmen yaitu https://youtu.be/LN7BNuq73K4, https://youtu.be/01N7i7Aa4II, dan https://youtu.be/JauMv92Oocc.

Berdirinya Taman Komik Nusantara dilatarbelakangi oleh kondisi tingkat literasi  yakni kegemaran membaca dan memahami bahan bacaan yang rendah di kalangan remaja. Endah Priyati sebagai penggagas berdirinya Taman Komik Nusantara ini mewujudkan gerakan sadar berliterasi secara menyenangkan dengan menghidupkan visual dan imajinasi sehingga membuka ruang rasa ingin tahu dan mengeksplorasi teks disertai gambar sehingga menarik dipelajari.

Taman Komik Nusantara berdiri bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2015. Awalnya Taman Komik Nusantara bekerjasama dengan siswa-siswi SMA Negeri 12 Kota Bekasi yang meminati pelajaran sejarah. Mereka perlahan diajak untuk memproduksi poster-poster komik yang menggunakan karakter Wayang Punakawan karena lebih memberi kesan humor dan menarik. Kemudian dalam setiap kegiatan pameran karya mereka dilibatkan dalam pameran tersebut, yakni dengan menjalin kerjasama dengan Pusat Kebudayaan Soka Gakkai Indonesia, komunitas budaya Sekar Nusa dan Museum Nasional.

Pendidikan bukanlah kegiatan mentransfer pengetahuan dan informasi belaka, tapi kegiatan untuk mempersiapkan pemimpin muda masa depan yang akan menebarkan spirit cinta kasih, perdamaian dan kemanusiaan. Ilmu pengetahuan dengan segala praktiknya menjadi alat untuk membangun peradaban bangsa menjadi lebih bermartabat. Pendidikan mengantarkan orang-orang pada jalan penemuan dan penciptaan karya yang otentik. Dengan pendidikan seperti ini nilai-nilai kebudayaan dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam menemukan jati dirinya dan menghidupi hidupnya secara bermartabat.

Komik kreatif berpotensi sebagai media literasi yang menarik secara visual. Dalam proses pembelajaran diperlukan media yang mempermudah penyampaian pesan yang siap ditransfer untuk remaja agar gemar membaca. Salah satu media yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah komik karena sangat potensial menarik dan efektif untuk merawat ingatan secara visual. Targetnya adalah remaja berusia 15-18 tahun yakni usia SMA atau sederjat yang memiliki rasa ingin tahu, kritis, ingin menunjukkan eksistensi, pengakuan diri sehingga harus diberi ruang agar mereka dapat mengeksplorasi konten bacaan bahkan sampai pada keterampilan membuat kreatifitas secara mandiri atau kolaboratif. Dalam kurikulum 2013, terdapat kemampuan 4-K yang sangat dibutuhkan abad 21 yakni, kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Keempat kemampuan ini tentu sangat fundamental ketika seorang pendidik tertantang mampu menciptakan media yang tepat dalam mengembangkan kemampuan tersebut yang terintegrasi dengan Penguatan Pendidikan Karakter dan Gerakan Literasi Sekolah.

Ketika dalam kegiatan mengomik, hal menarik adalah eksplorasi konten yang mengandung penguatan nilai-nilai benang merah dari setiap peristiwa sejarah dan eksplorasi sejarah tokoh biografi pahlawan. Misalnya Mohammad Hatta yang mengajarkan cinta pada buku yang mengandung nilai-nilai kehidupan. Taman Komik Nusantara sampai saat ini masih eksis berperan merawat akal sehat menjaga spirit toleransi, nilai-nilai kebhinekaan dalam hubungan persahabatan yang beragam, memiliki networking yang baik dengan lembaga lain seperti pusat-pusat kebudayaan, museum, dan komunitas budaya lain yang menyelenggarakan kegiatan berupa workshop serta menjadi bagian penting dalam menguatkan gerakan literasi baik di sekolah maupun segenap elemen masyarakat. (*)
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM