Kasmidi Bulang |
KUTIM,
KABARKALTIM.CO.ID- Pekerjaan tahap lanjutan proyek pembangunan
pelabuhan Kenyamukan dan Bandara Sangkima terkesan jalan ditempat.
Pasalnya, pada Minggu (17/2/2019) genap tiga tahun kepemimpinan
Ismunandar sebagai bupati Kutim, dan Kasmidi Bulang sebagai wakil
bupati Kutim.
Padahal,
salah satu janji kampanye Pilkada 2015 silam pasangan Ismunandar-
Kasmidi Bulang akan memprioritaskan menuntaskan pembangunan pelabuhan
Kenyamukan dalam wilayah Sangatta Utara, dan Bandara Sangkima dalam
wilayah Kecamatan Sangatta Selatan.
Bahkan,
2016 pasca pelantikan, pernah dijadwalkan akan diresmikan
pengoperasian pelabuhan Kenyamukan karena pelabuhan itu masuk tol
laut yang melayani rute Sangatta- Makassar- Surabaya dan Sebatik,
Nunukan. Namun waktu itu pelabuhan Kenyamukan belum difungsikan
lantaran bangunan Cashway belum rampung.
“Progres
Pelabuhan Kenyamukan dan Bandara Sangkima masih nol,” tandas Wakil
Bupati Kasmidi Bulang dalam rapat koordinasi dilangsungkan di ruang
Meranti, Kantor Bupati Bukit Pelangi, Senin (4/2/2019).
Di
hadapan pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, wakil
bupati Kutim
mewanti-wanti bawahannya agar progres pembangunan
pelabuhan dan bandara betul-betul dilaksanakan. Maksdunya, diketahui,
apa-apa saja yang sudah dikerjakan, serta apa-apa yang perlu dibenahi
segera. Ini sudah berjalan tiga tahun kepemimpinan ini, tiap “coffee
morning” tiap pekan pembahasan pelabuhan selalu muncul. Tapi
realitas di lapangan pembangunan belum terlaksana sesuai apa yang
diharapkan.
Bandara Sangkima |
“Yang
dibahas tiap rapat terkait dengan pelabuhan itu-itu saja. Maksud saya
buatkan progres. Misalnya, bulan ini, ini yang dikerjakan. Bulan
berikutnya iitu dikerjakan. Kalau begini proyek tidak jalan-jalan,”
tegas wakil bupati Kutim.
Pemkab
Kutim 2019 menganggarkan Rp 11 miliar untuk pengembangan pembangunan
pelabuhan Kenyamukan dan Bandara Sangkima. Sayang, kalau APBD Kutim
ini tidak terserap lantaran ada masalah yang perlu diselesaikan lebih
dahulu, baru biar penggunakan uang miliaran rupiah tersebut tepat
sasaran. Kalau perlu bentuk tim khusus untuk mengkoordinasikan
percepatan penyelesaian bangunan pelabuhan dan bandara.
Terkait
pelabuhan Kenyamukan, Sekretaris Dinas Perhubungan Teguh mengatakan,
master plan pelabuhan belum jadi. Juga penyerahan aset pelabuhan dari
pemerintah pusat ke daerah belum dilakukan. Bangunan dermaga
pelabuhan Kenyamukan yang ada saat ini, itu dibangun menggunakan
Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN). Untuk proyek cashway
belum dilelang.
Sedangkan
pengembangan Bandara Sangkima terbentur pada lahan. Dahulu Bandara
Sangkima masuk dalam kawasan Taman Nasional Kutai (TNK). Namun
sebahagian TNK sudah diubah peruntukan menjadi Area penggunaan lain
(enclove) 7.816 hektare. Dari 7.816 ha tersebut ada dalam penguasaan
PT Pertamina. Bandara Sangkima itu dibangun oleh Pertamina. Proses
pelimphan hibah lahan dari TNK ke Pertamina, dan dari Pertamina ke
Kementerian Perhubungan belum dilakukan. Prosesnya masih panjang.
Peralihan
bandara dari Sangkima ke Bandara Tanjung Bara milik PT Kaltim Prima
Coal (KPC) masih dalam kajian. Mana yang lebih cepat, itu yang akan
diseriusi. (baharsikki)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar