Januari 17, 2019

Batik Wakaroros Diminati, Sayang Produksinya Masih Terbatas

Masriah membatik. (baharsikki/kk)
KUTIM, KABARKALTIM. CO.ID- Batik khas Kutai Timur (Kutim) wakaroros sudah dipatenkan. Peminatnya terus bertambah. Produksi batik wakaroros dalam skala industri rumah tangga (home industry) di SP-5 Desa Manunggal Jaya, Kecamatan Rantau Pulung.
Pembatik Masriah mengaku, hasil kerajinan kain batik yang di cap maupun di tulis canting di kediamanya dijual dengan harga Rp 250.000,- ukuran kain panjang 2 meter. Kalau di luar (tempat lain) harganya harga batik wakaroros lebih mahal.

Dalam sebulan bisa jadi batik 20 lembar. Penghasilan kisaran lima jutaan rupiah. Pesanan ada-ada saja. Batik wakaroros cocok untuk busana pria maupun perempuan. Motoifnya unik dan menarik,” beber Masriah.
Bilas kain batik gunakan air panas. (baharsikki/kk)
Ibu rumah tangga berusia 39 tahun ini menekuni kerajinan batik merupakan warisan orangtuanya. Ibu Masriah memang ketika ikut program transmigrasi puluhan tahun silang dari Jawa ke Ranpul, Kutim, ibunya memang sudah pintar membatik seewaktu orangtua Masriah di Jawa, sudah membatik.
Sampai di Ranpul keterempilan yang membutuhkan ketelitian, keuletan dan kesabaran itu masih terus digeluti untuk dikembangkan sambil bercocok tanam. “Pewarna kain batik wakaroros menggunakan pewarna alami. Bisa dari serbuk kayu ulin. Kalau dari kayu ulin warna kainnya hitam kecoklatan,” jelasnya.
Ketika Rabu siang (16/1/2019) awak media Persatuan Wartawan Indonesia Kutim Timur (PWI Kutim) menjambangi kediaman Masriah guna melihat dari dekat prosesi pembuatan batik wakaroros. Masriah senang. Apalagi Bupati Ismunandar mengharuskan pegawai Pemkab Kutim menggunakan batik lokal wakaroros pada hari tertentu jam kerja kantor.
Di rumah Masriah nampak bahan-bahan membatik di sana. Ada kain sudah digambar untuk dicanting. Ada alat cap, ada wadah memberi warga sesuai selera, dan ada dapur masak kain. Serta ada kain batik yang sudah jadi dipajang di sana.
Proses pembuatan batik, kain digambar, lalu ditulis menggunakan canting lilit panas rebus. Setelah itu, kain yang sudah dibatik diberi pewarna. Selanjutnya kain dicelupkan pada air mendidik guna merontokan lilitnya. Usai itu kain dibilas, lalu dijemur. (baharsikki)

Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM