SIARAN PERS IPW : Neta S Pane-Ketua
Presidium Indonesia Police Watch
INDONESIA Police Watch (IPW)
prihatin melihat melonjaknya angka kematian suporter sepakbola di negeri ini,
dimana kenaikannya hampir 100 persen di tahun 2018. Di tahun 2017 hanya ada 9
suporter yang tewas dan di tahun 2018 melonjak menjadi 17 suporter tewas.
Sebab itu jika Liga 1 memang hendak
digulirkan lagi akhir minggu ini harus ada jaminan dari Polri bahwa aparaturnya
mampu bekerja profesional dalam menjaga dan mengamankan pertandingan sepakbola.
Jika tidak ada jaminan dari Polri, sepakbola akan tidak terkendali dan akan
menjadi ajang pembantaian anak manusia.
Sebab apa yang terjadi di Bandung
pada bulan lalu dimana suporter Persija tewas dikeroyok suporter Persib adalah
gambaran kelengahan dan kecerobohan polisi. Aksi pengeroyokan itu terjadi di
sekitar stadion dan sebelumnya disebut-sebut ada sekelompok orang yang
melakukan swepping.
Lalu kenapa Polrestabes Bandung
sebagai penanggungjawab keamanan tidak mengantisipasinya. Kemana polisi saat
pengeroyokan terjadi di sekitar stadion. Akibat peristiwa ini Liga 1 dihentikan
sementara. Cara kerja kepolisian dalam mengamankan pertandingan sepakbola
selama ini perlu dievaluasi. Sebab sejak tiga tahun terakhir angka kematian
suporter terus meningkat, baik di dalam stadion maupun di sekitar stadion ataupun
di luar stadion.
Tahun 2016 misalnya ada 6 suporter
tewas, lima dikeroyok dan satu kecelakaan lalulintas. Tahun 2017 naik, ada 9
tewas, yang 6 di antaranya dikeroyok, dua jatuh di stadion dan 1 kecelakaan
lalin. Tahun 2018 melonjak, ada 17 suporter tewas yang 6 di antaranya dikeroyok
dan 9 kecelakaan lalin dan 2 lainnya jatuh di stadion.
Melihat data data ini semakin nyata
pertandingan sepakbola akan menjadi mesin pembunuh, terutama jika jajaran Polri
tidak bekerja profesional dalam menjaga keamanan di setiap pertandingan. Dengan
terlibatnya Polri melalui PS Bhayangkara dalam Liga 1 seharusnya event
sepakbola bisa lebih aman dan aparatur kepolisian bisa lebih profesional dalam
menjaga event-event Liga Indonesia, dan bukannya jumlah korban tewas melonjak
hampir 100 persen di tahun 2018 ini.
Untuk itu, jika belum ada jaminan
dari Polri sebaiknya event Liga 1 jangan digelar dulu. Bagaimana pun jajaran
kepolisian tidak bisa menyalahkan panitia, jika terjadi masalah keamanan,
karena tanggung jawab keamanan menjadi wewenang kepolisian. Jika situasinya
memang tidak memungkinkan, kepolisian punya wewenang untuk menunda atau
memindahkan pertandingan tersebut agar tidak jatuh korban tewas dalam setiap
pertandingan sepakbola. (*)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar