![]() |
Zainuddin Aspan. (baharsikki/kk) |
SANGATTA, KABARKALTIM.CO.ID- Persaingan ketat
untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Kutim saja ada 8.000 lebih Tenaga
Kerja Kontrak Daerah (TK2D) menunggu perubahan status. Namun, sayangnya formasi
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2018 untuk Kutim hanya mendapat jatah 300
orang.
“Ada enam disiplin
ilmu yang dibuka melalui rekrutmen CPNS tahun ini (2018). Prioritas guru, dan
tenaga kesehatan,” kata Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
(BKPP) Zainuddin Aspan usai ikuti rapat koordinas dipimpin bupati Kutim, Senin
(30/7/2018).
Pertimbangan khusus
untuk prioritas direkrut menjadi CPNS
2018 lanjut Zai- sapaan akrab Zainuddin Aspan, adalah anak bangsa yang pernah
menoreh pretasi tingkat nasional maupun internasional. Juga yang
menjadi prioritas adalah sarjana yang menyandang Indeks Predikat Komulatif
(IPK) sangat memuaskan atau summa camloude.
“Bisa juga rekrutmen dari jalur umum. Umum ini ‘kan
luas pengertiannya. Namun untuk lebih jelas silahkan buka di wibesite BKN pusat ,” jelas Zai.
Seleksi CPNS 2018
dilakukan transparan. Tesnya menggunakan sistem komputerisasi. Skor nilai
jawaban yang diperoleh tiap peserta CPNS
dapat dilihat langsung pada saat ujian. Jadi dijamin tidak ada kecurangan dalam
penerimaan CPNS. Penerimaan CPNS hanya dibuka
di BKN pusat, dan tidak ada di daerah. Waktu tes akan ditentukan
kemudian.
Memang pelaksanaan
tes tetap dilgelar di daerah yang ditunjuk berdasar zonasi. Karena Kutim satu
zona dengan Berau, serta Bontang, dan rencana pelaksanaan tes di Sangatta. Maka
Pemkab Kutim diharuskan untuk menyediakan kelengkapan tes, seperti komputer dan
penunjang lainnya. “Tahap pertama, kami siapkan seratus unit komputer,”
tukasnya.
Selanjutnya, Bupati
Ismunandar menyambut baik dipilihnya Kutim menjadi tempat pelaksanaan tes CPNS
tahun ini. Menurutnya, pihak BKPP sebaiknya melakukan bimbingan tes kepada peserta
dalam mengoperasikan komputer. Ini penting mengingat waktu tes sangat terbatas.
Apalagi guru honorer yang mengabdi di
pelosok. Mereka belum tentu mahir menggunakan komputer. Jangan sampai pada saat
tes berlangsung, peserta salah pencet tombol. Untuk mengakses soal-soal lewat
internet jangan sampai peserta kesulitan. (baharsikki)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar