Juli 31, 2018

Kutim Dapat Jatah 300 CPNS 2018


Zainuddin Aspan. (baharsikki/kk)

SANGATTA, KABARKALTIM.CO.ID-  Persaingan ketat untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Kutim saja ada 8.000 lebih Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D) menunggu perubahan status. Namun, sayangnya formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2018 untuk Kutim hanya mendapat jatah 300 orang.

“Ada enam disiplin ilmu yang dibuka melalui rekrutmen CPNS tahun ini (2018). Prioritas guru, dan tenaga kesehatan,” kata Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Zainuddin Aspan usai ikuti rapat koordinas dipimpin bupati Kutim, Senin (30/7/2018).


Pertimbangan khusus untuk  prioritas direkrut menjadi CPNS 2018 lanjut Zai- sapaan akrab Zainuddin Aspan, adalah anak bangsa yang pernah menoreh pretasi  tingkat nasional maupun internasional. Juga yang menjadi prioritas adalah sarjana yang menyandang Indeks Predikat Komulatif (IPK) sangat memuaskan atau summa camloude.

“Bisa  juga rekrutmen dari jalur umum. Umum ini ‘kan luas pengertiannya. Namun untuk lebih jelas silahkan buka di wibesite  BKN pusat ,” jelas Zai.

Seleksi CPNS 2018 dilakukan transparan. Tesnya menggunakan sistem komputerisasi. Skor nilai jawaban yang diperoleh  tiap peserta CPNS dapat dilihat langsung pada saat ujian. Jadi dijamin tidak ada kecurangan dalam penerimaan CPNS. Penerimaan CPNS hanya dibuka  di BKN pusat, dan tidak ada di daerah. Waktu tes akan ditentukan kemudian.

Memang pelaksanaan tes tetap dilgelar di daerah yang ditunjuk berdasar zonasi. Karena Kutim satu zona dengan Berau, serta Bontang, dan rencana pelaksanaan tes di Sangatta. Maka Pemkab Kutim diharuskan untuk menyediakan kelengkapan tes, seperti komputer dan penunjang lainnya. “Tahap pertama, kami siapkan seratus unit komputer,” tukasnya.

Selanjutnya, Bupati Ismunandar menyambut baik dipilihnya Kutim menjadi tempat pelaksanaan tes CPNS tahun ini. Menurutnya, pihak BKPP sebaiknya melakukan bimbingan tes kepada peserta dalam mengoperasikan komputer. Ini penting mengingat waktu tes sangat terbatas.  Apalagi guru honorer yang mengabdi di pelosok. Mereka belum tentu mahir menggunakan komputer. Jangan sampai pada saat tes berlangsung, peserta salah pencet tombol. Untuk mengakses soal-soal lewat internet jangan sampai peserta kesulitan. (baharsikki)


Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM