WNA pencari suaka di Rudenim Balikpapan (dayat/kk) |
Ketegangan 149 WNA berasal dari negara konflik Timur Tengah, karena stres merasa diperlakukan sebagai tahanan dari tindakan kejahatan pidana murni lainnya. Beberapa ada yang sudah menghuni lebih dari 3 tahun, dan tidak ada interaksi keluar.
Aksi protes mereka, banyak disampaikan lewat coretan-coretan di atas kertas. Mereka ingin diperlakukan selayaknya manusia pencari suaka karena di negara asal seperti Afganistan selalu terjadi konflik.
Aksi protes lewat coretan di Rudenim Balikpapan (dayat/kk) |
Sementara Kepala Rudenim Balikpapan, M Irham Anwar mengatakan, pihaknya telah mengajukan usulan pemindahan para imigran pencari suaka ke beberapa daerah, namun hingga saat ini belum ada jawaban dari pusat.
Jika melihat jumlah, sudah mengalami banyak pengurangan. Sebelumnya mencapai 300 orang lebih, saat ini tersisa 149 orang.
Ketegangan dan kericuhan oleh WNA, akhirnya dapat diredakan, setelah ratusan anggota Kepolisian dikerahkan. "Kami kerahkan sebanyak 180 personel, baik dari Polri, TNI hingga petugas BPBD Kota Balikpapan. Mereka tak ingin diperlakukan seperti napi, ingin diperbolehkan berinteraksi dengan dunia luar," kata Kapolres Balikpapan AKBP Wiwin Firta. (dayat)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar