Haidir : Berharap dari Teritip Sudah Tersambung Jaringan PDAM Akhir 2018
Haidir Effendi |
"Saat ini masih menunggu pembangunan
Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Teritip tahap I kapasitas 200 liter per
detik,” kata Sekretaris Kota Balikpapan Sayid MN Fadli.
Proyek tersebut
dikerjakan oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) dengan nilai kontrak Rp 89,16 miliar. "Sekarang progres di lapangan sudah
22 persen,” tambah Fadli sapaan akrab Sayid MN Fadli.
Selain menunggu IPAM siap, yang
harus dipersiapkan adalah jaringan distribusi, di mana pembangunannya dilakukan
oleh pusat maupun provinsi. Ditjen Cipta Karya mengerjakan sepanjang 1.218
meter yang masuk satu paket dalam pembangunan IPAM Teritip.
Selain itu, Pemprov Kaltim melalui
Dinas Pekerjaan Umum juga mengalokasikan Rp 10 miliar untuk pembangunan pipa
distribusi utama sepanjang 2.310 meter. Sehingga, kekurangan pembangunan pipa
distribusi utama sepanjang 14.130 meter atau 14 kilometer lebih.
Dirut PDAM Balikpapan Haidir
Effendi menjelaskan, kekurangan tersebut akan kembali diusulkan ke pusat maupun
ke provinsi.
“Yang jelas kami berharap dari Teritip sudah bisa tersambung
dengan jaringan PDAM yang ada sekarang pada akhir 2018,” ujarnya.
Sebab, saat ini kebutuhan air baku
Balikpapan mencapai 1.900 liter per detik. Sementara ketersediaan baru 1.450
liter per detik. Sementara dari jumlah 1.450 liter per detik itu baru sekitar
1.200 liter per detik yang bisa diproduksi. 250 liter per detik yang belum
diproduksi adalah kapasitas suplai Waduk Teritip ketika sudah beroperasi kelak.
Dia melanjutkan, selain Waduk
Teritip, yang saat ini mulai dikerjakan adalah Embung Aji Raden dengan rencana
kapasitas 150 liter per detik. Total kebutuhan lahan 45 hektare. Terbagi area
genangan 36 hektare dan area hijau (green belt) 9 hektare. Tahun ini telah
dibebaskan lahan seluas 7 hektare.
"Selain itu, melalui
Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, tahun ini juga dialokasikan Rp 12
miliar untuk pembangunan jalan masuk. Sayangnya, hingga akhir tahun progres
jalan masuk itu baru 20 persen. “Permasalahan utama adalah pembebasan
lahan,” tandasnya. (*/beny)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar