Buya Syafi'i Maarif (wikimedia) |
KABARKALTIM.CO.ID, Jakarta - Pada Senin (17/7/17) Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan pertemuan dengan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafi'i Maarif, di Istana Kepresidenan, Jakarta. Pertemuan berlangsung sekitar 50 menit dan keduanya terlibat diskusi yang membahas berbagai permasalahan bangsa dan negara.
Dilansir dari Liputan6, usai pertemuan, Syafi'i yang kerap disapa Buya itu mengatakan, pembahasan utama dengan Jokowi terkait ketimpangan ekonomi yang saat ini terjadi. Banyak hal yang harus dilakukan agar ketimpangan segera dihapus. Salah satunya memberantas radikalisme dan terorisme.
"Seperti jalan rumput kering yang rentan sekali dan bisa memicu macam-macam, pakai agama segala macam itu," kata Syafi'i di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/7/2017).
Syafi'i pun mencontohkan negara Timur Tengah yang disibukkan dengan konflik horizontal, termasuk kemunculan ISIS di berbagai negara.
"Rongsokan peradaban Arab yang kalah. ISIS puncaknya," ujar anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Pancasila (UKP-PIP) itu.
Syafi'i pun meminta agar masyarakat tidak mudah terjerumus dan terpengaruh paham-paham radikal. Caranya, dengan memilih guru atau pemuka agama yang tidak berpikir radikal dan menyimpang.
"Orang-orang Indonesia yang muslim menganggap karena mereka mengerti bahasa Arab, itu disangka mewakili agama. Ndak bisa. Ini rongsokan. Masa dibiarkan begini? Ya merusak di Filipina, merusak di mana-mana. Rongsokan peradaban Arab yang sedang jatuh, dibeli di Indonesia," tegasnya.
Sumber: (LIPUTAN6COM)
Sumber: (LIPUTAN6COM)
[*\maxor]
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar