Hasan (kiri) dan warga setempat Taufik |
SAMBOJA, KABARKALTIM.CO.ID-Pernyataan tegas disampaikan Ketua RT 17 Kelurahan Bukit Merdeka Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar) Jl Soekarno Hatta Km 48, H Hasan, yang menegaskan jika para penambang batubara di wilayahnya, kurang koordinasi dan kurang peduli dengan keberadaan lingkungan.
"Bertahun-tahun saya tinggal di sini, bersama warga membangun desa ini. Sampai masjid pun, kami bangun sendiri. Para penambang kurang koordinasi dan kepeduliannya. Baru datang, begitu ada masalah dengan warga. Sepatutnya tidak seperti itu, kalau mau masuk koordinasi dulu, ada Ketua RT atau pemerintahan setempat," sebut Hasan ditemui kabarkaltim.co.id di kediamannya, Minggu (7/5/2017) sore.
Hasan pun mengaku, dari aktivitas tambang yang dilakukan saat ini mengakibatkan alur sungai tersumbang, berdampak pada banjir, hingga tanaman-tanaman warga kebanjiran, yang jelas sangat merugikan.
"Tanaman sawit saya ada yang kena, sekitar 27 pohon. Memang informasinya mau diganti rugi. Alur sungai tersumbat, belum lagi kerugian yang dialami warga lainnya," imbuh Hasan.
Untuk permasalahan yang dialami warga, semisal ganti rugi akibat aktivitas pertambangan, Hasan menyerahkan penuh kepada pemilik lahan atau pemilik tanaman dengan pihak penambang. Pasalnya, dirinya tidak pernah diajak koordinasi, hanya datang setelah melakukan aktivitas tambang.
"Ya harapan kami selaku Ketua RT, jika ada yang mengalami kerugian, semisal tanamannya rusak, ya diganti pihak penambang, kasihan warga. Tapi itu urusan warga dengan pihak penambang," tegas Hasan. (tim kabarkaltim)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar