Mei 03, 2017

Dalam Setiap Kunjungan ke Arab Saudi, Angela Merkel Menolak Berjilbab

Temui Raja Salman, Angela Merkel Menolak Berjilbab
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud
di Riyadh, Minggu (30/4/2017). (Foto: Kerajaan Arab Saudi /Reuters)

KABARKALTIM.CO.ID, Riyadh - Kanselir Jerman Angela Merkel menolak persyaratan hukum berpakaian termasuk mengenakan jilbab selama mengunjungi Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, penguasa Arab Saudi, pada hari Minggu. Pertemuan dua pemimpin ini membahas bisnis, bukan masalah hak asasi perempuan.

Sebagaimana dikutip Russia Today (RT), Senin (1/5/2017), ini bukan pertama kali Angela Merkel tidak mengenakan jilbab selama berkunjung ke Saudi. Pada tahun 2007 silam, dia juga tidak mengenakan busana perempuan Muslim tersebut saat lawatan ke Riyadh.

Kanselir Jerman ini juga bukan pemimpin perempuan pertama yang menolak mengenakan jilbab saat menemui pemimpin Arab Saudi. Sebelumnya, Hillary Clinton saat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS juga melakukan hal serupa. Begitu juga dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May yang menemui Raja Salman awal bulan ini.


Kanselir Merkel menyapa Raja Salman dan pejabat tinggi lainnya saat tiba di “House Saud” dengan berjabat tangan. Pemimpin Jerman itu juga dijamu makan siang mewah oleh Raja Saudi.

Merkel baru-baru ini mendukung sebuah undang-undang yang melarang pemakaian jilbab yang menutupi seluruh bagi parempuan yang bekerja di lingkungan pemerintah di Jerman.

Masalah hak-hak peremuan di Arab Saudi telah menjadi sorotan dunia. Di negara itu, perempuan tidak diizinkan mengemudikan mobil di tempat umum dan harus dikawal laki-laki yang jadi kerabat atau walinya jika bepergian ke tempat umum.

Namun, Saudi secara kontroversial terpilih menjadi anggota panel hak perempuan PBB.

”Arab Saudi telah melakukan perbaikan marjinal terhadap hak-hak perempuan dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam pekerjaan dan akses ke pendidikan tinggi, namun perubahan tersebut telah terhambat atau bahkan dibatalkan karena pihak berwenang membiarkan sistem perwalian laki-laki tetap utuh, memungkinkan pria untuk mempertahankan kontrol atas kehidupan saudara perempuan,” kata Adam Coogle dari Human Rights Watch menjelang kedatangan Merkel ke Riyadh. [*\maxor]
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM