Foto (Istimewa) |
KABARKALTIM.CO.ID, Jakarta - Barangkali Gubenur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) adalah orang pertama yang boleh berbangga karena diperebutkan oleh beberapa negara besar. Setelah
New York dan Singapura, Ahok kembali dirayu oleh pemerintah Jerman untuk menjadi
pemimpin di Jerman jika dirinya tidak terpilih lagi menjadi Gubernur DKI
Jakarta 2017. Permintaan tersebut dilontarkan sebelum dilaksanakannya Pilgub DKI Jakarta.
Setelah Pilgub DKI Jakarta usai dan Ahok, walaupun belum dari hasil perhitungan resmi KPUD, hasil perhitungan lembaga-lembaga Quick Count telah dinyatakan kalah dan itu dapat dipastikan bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur baru DKI Jakarta adalah Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Kini, setelah Pilgub DKI Jakarta pada 19 Juli lalu usai, utusan pemerintah Jerman
datang kembali menemui Ahok. Mereka menepati janjinya ingin untuk menjadikan Ahok sebagai walikota di negaranya yaitu Berlin.
Jerman akan siapkan segaka sesuatunya yang berkaitan dengan transisi Ahok untuk jadi walikota di Berlin
Jerman akan siapkan segaka sesuatunya yang berkaitan dengan transisi Ahok untuk jadi walikota di Berlin
Menurut sumber kabargroupnetwork di Balaikota Jakarta, minat Jerman terhadap Ahok sebagai pemimpin tentunya bukan karena
mengagumi semata, namun itupun berkaitan dengan kredibilitas Ahok yang sudah sangat terbukti. Ahok
yang sudah sering diperiksa KPK dan tidak terbukti bersalah. Hal ini juga salah satu poin penting yang membuat pemerintah Jerman dan
beberapa negara lainnya ingin memilikinya menjadi pemimpin di negara
mereka.
Selain itu, Ahok juga mampu memunculkan program-program
yang dinilai bisa mensejahterakan rakyat DKI Jakarta dengan anggaran
yang sangat sedikit dibandingkan Gubernur terdahulunya. Program nyata
Ahok itu jugalah menjadi poin besar bagi negara lain menjatuhkan pilihan
terhadap Ahok dan rela menghabiskan dana jika Ahok bersedia berpindah ke
negara mereka.
Pemerintah Jerman juga mengikuti perkembangan berita dan telah mengetahui Ahok dalam mengikuti
pilkada DKI Jakarta tapi mengalami penolakan dari umat muslim dengan menuduh
Ahok telah menistakan Alquran. Dengan adanya tuduhan dari umat muslim
itu membuat Ahok tersangkut hukum dengan kasus penistaan agama dan
hingga saat ini Ahok sudah menjalani beberapa kali sidang dan akan menantikan putusan Majelis Hakim pada 9 Mei 2017.
Jerman yang
mengetahui serangan tuduhan penistaan agama itu bermotif politik
sehingga tidak mengurangi minatnya terhadap Ahok. Jerman malah heran
melihat politik yang ada di Indonesia karena menjadikan agama sebagai
cara untuk menjatuhkan Ahok.
Penolakan terhadap Ahok tersebut itulah yang membuat Jerman getol mendekati Ahok dan mengirimkan perwakilannya untuk menyatakan Jerman siap jika perlu membeli Ahok untuk menjadi pemimpin di sana, sebab
sebelumnya negara lain seperti New York serta Singapura juga telah
menawarinya.
Sebelumnya New York menyatakan akan melunasi seluruh
hutang Indonesia jika Ahok bersedia menjadi wali kota New York.
Tentunya sungguh miris melihat negara lain memperebutkan sumber daya manusia yang cerdas yang bisa memajukan Indonesia, sedangkan kita yang menggenggamnya ingin membuangnya. [*\maxor]
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar