Maret 22, 2017

Usus Terburai, Bocah Tiga Tahun Diduga Alami Malpraktek



Nurul (kanan) (baharsikki/kk)
SANGATTA, KABARKALTIM.CO.ID- Harapan ingin sembuh dari sakit perut yang diderita Nurul (3), warga RT 12 Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara, sehingga pasangan suami istri (pasutri) Hamdi (35)-Sartika (25) membawa buah hatinya ke RSUD Kudungga guna mendapatkan pengobatan. Namun setelah sampai di RSUD Kudungga sekira Oktober 2016 silam, pihak rumah sakit plat merah memberi surat rujukan kepada pasien Nurul untuk mendapatkan perawatan lanjutan di Rumah Sakit Abdul Wahap Syahrani, Samarinda.



Setelah mendapat perawatan medis di Samarinda selama 4 bulan, penyakit yang diderita Nurul, bukannya sembuh tapi justru lukanya   pasca operasi makin memprihatinkan. Setahu orangtua Nurul, anaknya dirujuk ke Samarinda  berobat karena menderita usus buntu. Padahal menurut petugas RSUD Kudungga, bocah wanita itu dirujuk ke RS AW Syahrani karena ada bakteri di bagian usus pasien yang secara medis pihak RSUD Kudungga belum bisa menangani pasien penderita penyakit itu dengan baik sehingga solusinya harus pindah dirawat di RS AW Syahrani yang lebih memadai menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM).


Anak Pasutri Jumardi-Sartika sudah jalani operasi. Operasi pertama, pembedahan pada  bagian perut hingga kini usus anak  pertama itu masih terburai di sebelah kanan pinggangnya. Operasi kedua pada bagian kanan bawah ketiak karena kata dokter yang menangani di Samarinda ada bakteri di situ. Bakteri itulah yang dikeluarkan, dibersihkan. Berikut, rencana operasi  tahap tiga untuk mengobati luka bagian belakang Nurul dengan mengambil kulit paha untuk dipakai menutup luka punggung pasien yang tinggal di rumah kontrakan.


“Ketika rencana operasi pada punggung, langsung saya tolak. Karena saya terkecut ketika membuka perban luka operasi anakku. Mata saya tertuju pada benda yang menyerupai usus keluar. Saya heran kok anak saya sampai keluar ususnya usai operasi. Apa malpraktek atau saya yang kurang paham. Mungkin memang ada yang tidak nyambung antar saya selaku kuli bangunan dengan pihak Rumah Sakit Abdul Wahap Syahrani yang tangani anak saya,” beber Hamdi di ruang tunggu Unit Gawat Darurat RSUD Kudungga, Rabu siang (22/3/2017).


Karena Pasutri itu menolak kalau anaknya jalani operasi  lanjutan lagi, maka pihak RS AW Syahrani Samarinda mengizinkan  pasiennya pulang usai meneken surat pernyataan penolakan perawatan. Nurul sempat dirawat sendiri orangtua di rumah kontrakannya.


Karena peristiwa itu sempat heboh di media sosial, hingga diketahui wakil bupati Kutim. Pejabat Pemkab Kutim menjemput Nurul di Gang Mulia RT 12 Desa Swarga Bara Rabu siang untuk diantar kembali masuk RSUD Kudungga demi mendapatkan perawatan. Rencana Nurul dirujuk lagi ke Samarinda untuk penanganan medis selanjutnya. “Ini masalah saya tidak perlu dibesar-besarkan. Kasihan anak saya. Mohon didoakan mudah-mudahan anak saya bisa sembuh,” harap Hamdi (ri)
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM