![]() |
Nurul (kanan) (baharsikki/kk) |
SANGATTA, KABARKALTIM.CO.ID- Harapan
ingin sembuh dari sakit perut yang diderita Nurul (3), warga RT 12 Desa Swarga
Bara, Kecamatan Sangatta Utara, sehingga pasangan suami istri (pasutri) Hamdi
(35)-Sartika (25) membawa buah hatinya ke RSUD Kudungga guna mendapatkan
pengobatan. Namun setelah sampai di RSUD Kudungga sekira Oktober 2016 silam,
pihak rumah sakit plat merah memberi surat rujukan kepada pasien Nurul untuk
mendapatkan perawatan lanjutan di Rumah Sakit Abdul Wahap Syahrani, Samarinda.
Setelah mendapat
perawatan medis di Samarinda selama 4 bulan, penyakit yang diderita Nurul,
bukannya sembuh tapi justru lukanya
pasca operasi makin memprihatinkan. Setahu orangtua Nurul, anaknya
dirujuk ke Samarinda berobat karena
menderita usus buntu. Padahal menurut petugas RSUD Kudungga, bocah wanita itu
dirujuk ke RS AW Syahrani karena ada bakteri di bagian usus pasien yang secara
medis pihak RSUD Kudungga belum bisa menangani pasien penderita penyakit itu
dengan baik sehingga solusinya harus pindah dirawat di RS AW Syahrani yang
lebih memadai menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM).
Anak Pasutri
Jumardi-Sartika sudah jalani operasi. Operasi pertama, pembedahan pada bagian perut hingga kini usus anak pertama itu masih terburai di sebelah kanan
pinggangnya. Operasi kedua pada bagian kanan bawah ketiak karena kata dokter
yang menangani di Samarinda ada bakteri di situ. Bakteri itulah yang
dikeluarkan, dibersihkan. Berikut, rencana operasi tahap tiga untuk mengobati luka bagian
belakang Nurul dengan mengambil kulit paha untuk dipakai menutup luka punggung
pasien yang tinggal di rumah kontrakan.
“Ketika rencana
operasi pada punggung, langsung saya tolak. Karena saya terkecut ketika membuka
perban luka operasi anakku. Mata saya tertuju pada benda yang menyerupai usus
keluar. Saya heran kok anak saya sampai keluar ususnya usai operasi. Apa
malpraktek atau saya yang kurang paham. Mungkin memang ada yang tidak nyambung
antar saya selaku kuli bangunan dengan pihak Rumah Sakit Abdul Wahap Syahrani
yang tangani anak saya,” beber Hamdi di ruang tunggu Unit Gawat Darurat RSUD
Kudungga, Rabu siang (22/3/2017).
Karena Pasutri itu
menolak kalau anaknya jalani operasi lanjutan lagi, maka pihak RS AW Syahrani
Samarinda mengizinkan pasiennya pulang
usai meneken surat pernyataan penolakan perawatan. Nurul sempat dirawat sendiri
orangtua di rumah kontrakannya.
Karena peristiwa
itu sempat heboh di media sosial, hingga diketahui wakil bupati Kutim. Pejabat
Pemkab Kutim menjemput Nurul di Gang Mulia RT 12 Desa Swarga Bara Rabu siang
untuk diantar kembali masuk RSUD Kudungga demi mendapatkan perawatan. Rencana
Nurul dirujuk lagi ke Samarinda untuk penanganan medis selanjutnya. “Ini
masalah saya tidak perlu dibesar-besarkan. Kasihan anak saya. Mohon didoakan
mudah-mudahan anak saya bisa sembuh,” harap Hamdi (ri)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar