PPU PERIHATIN TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI DI ACEH
Yusran Aspar |
PENAJAM,KABARKALTIM.CO.ID,- Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Yusran Aspar mengungkapkan sangat
peduli dan perihatin atas terjadinya musibah gempa bumi yang terjadi di Aceh
beberapa hari lalu. Namun menurutnya, sistem penyaluran dan penggalangan bantuan yang dilaksanakan pemerintah masih
kurang tepat. Pernyataan ini disampaikan disela-sela perayaan Maulid Nabi Muhammad
SAW yang dilaksanakan Pemkab PPU, Selasa, (13/12) beberapa waktu lalu.
“Kami sangat perihatin terhadap saudara-saudara kita di Aceh yang
telah mendapat musibah gempa bumi disana, namun sistem penyaluran bantuan yang
disampaikan menurut kami masih kurang tepat, “ungkap Yusran.
Dikatakan Yusran, terjadinya musibah bencana alam di Aceh tersebut memang
menimbulkan banyak keperihatinan berbagai kalangan masyarakat. Setelah
terjadinya bencana itu lanjutnya, berbagai elemen masyarakat mulai menggalang
dana yang ditujukan untuk para korban di sana.
“Menurut kami, cara-cara penggalangan dana korban bencana ini masih
kurang efektif. Tidak jelasnya manajement, terkadang bantuan dana yang
disalurkan kerap tidak tepat sasaran atau tidak sampai kepada tujuan, “jelasnya.
Dijelaskan Yusran, dirinya menceritakan ketika terjadi bencana alam di
kabupaten bantul jawa tengah beberapa tahun lalu. Ketika itu pemkab PPU datang
kesana untuk memberikan bantuan kepada korban encana. Kemudian beberapa hari
selanjutnya ada berita bahwa kabupaten Kutai Karta Negara juga ikut membantu
kesana yang disusul oleh beberapa daerah di Kaltim.
“Menurut kami, pemerintah pusat
masih kurang tepat untuk memenect terjadinya bencana yang ada, pada akhirnya
akan terjadi penumpukan bantuan yang tidak tersalurkan. Belum lagi masyarakat
yang harus rela berdiri dijalan untuk menggalang dana dan sebagainya. Tetapi
maaf, salah manajemen, belum tertata dengan rapi, pada akhirnya bantuan banyak
tidak sampai kepada tujuan tentu akibat tidak rapinya manajemen yang ada,
“ungkapnya.
Menurutnya, jika terjadi bencana nasional, cukup presiden melalui
siaran resmi televisi menyampaikan pidatonya bahwa telah terjadi bencana di
aceh misalnya. Melalui pidato presiden, spontan para gubernur, bupati dan
walikota yang dipimpin langsung oleh badan bencana nasional di Jakarta bergerak
cepat. Kemudian masing-masing gubernur menyampaikan perintah kepada kabupaten
kota yang ada untuk menggalang bantuan.
“Bayangkan jika 10 Kabupaen/kota di Kaltim mengirimkan 10 orang
relawan untuk membantu disana. Kemudian mengirimkan dua orang dokter serta
setiap kabupaten kota memberikan sumbangan sebesar satu milyar rupiah. Apalagi
dalam jumlah lebih dari 500 kabupaten kota se Indonesia melakukan ini, maka
bantuan yang dikumpulkan tersebut menjadi sangat besar, tidak tumpang tindih
dan dipastikan bantuan tepat sasaran kepada korban bencana, “terangnya.
Dikatakan Yusran, pada prinsipnya dalam konsep tersebut memang daerah harus ada prinsif saling gotong
royong dalam penanganan musibah.Jika konsep-konsep tersebut dapat dilaksanakan
dengan baik, pastilah penanganan bencana yang terjadi akan lebih mudah.
“Tidak perlu anak-anak kita, mahasiswa dan sebagainya harus bersusah
payah berdiri dijalan untuk menggalang dana bencana atau cara-cara lain yang
harus dilakukan untuk penggalangan dana,
tetapi cukup dengan manajemen ini pastilah semua akan menjadi mudah, “pungkasnya.
(humas6)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar