Desember 06, 2016

Layanan dan Kesadaran Warga Sikapi Penyakit TB-HIV Masih Rendah

Pertemuan Pokja Tb-HIV AIDs. (baharsikki/kk)
SANGATTA, KABARKALTIM. CO.ID-  Stigma masyarakat masih terbilang signifikan menyikapi adanya penyakit Tuberkulosis (TB) dan Human Immuno Deficiency Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV AIDs) yang makin mewabah mengancam kesehatan mereka. Bahkan sebagian besar warga malas jalani pemeriksaan kesehatan lantaran beragam alasan.

Di antaranya, ada warga menganggap menderita HIV AIDs merupakan aib. Apalagi penyakit HIV AIDs belum ada obatnya, dan tidak bisa disembuhkan. Pemberian obat terhadap penderita HIV AIDs hanya menahan agar penyebaran virus dalam tubuh korban bisa dikendalikan.


"Ini dari pendapat masyarakat. Ada yang bilang malas berobat karena layanannya belum bagus. Dibilang gratis, tapi faktanya ada yang  dibayar kalau ambil obat. Ini salah satu alasan sehinga penderita TB atau HIV malas berobat," beber Kepala Bidang Pencegahan, pemberantasan Penyakit Menular  Dinas Kesehatan Kutim, Yusuf dalam acara pembentukan kelompok kerja TB-HIV di Hotel Royal Victoria, Sangatta, Selasa (6/12/2016).

Padahal lanjut Yusuf, sebenarnya penyakit TB bisa disembuhkan, bila sipenderita rutin teratur mengkonsumsi obat kurang lebih selama 6 bulan. Hanya sebagian warga belum sadar betapa pentingnya menjaga kesehatan tubuh. Kadang ada warga kalau beli pulsa  Rp 100.000 rajin tapi kalau giliran beli obat misalnya Rp 50.000, mereka masih mikir-mikir alias malas. Ini masalahnya.

Selanjutnya, Sekretaris Komisioner Penanggulangan AIDs Kutim Harmadji menyatakan, benar ada stigma masyarakat  yang perlu dibangun terkait penyakit berbahaya ini. Ada yang pernah terjadi, sipenderita ODHA (AIDs) telepon keluarganya, tapi orang disekitarnya sempat dengar. Sipenderita AIDs ini merasa terbebani karena penyakitnya diketahui orang lain.

Mendengar hal itu, pemateri Fahmi menyampaikan penderita HIV AIDs tidak perlu dijauhi. "Siapa di sini (peserta) yang berani mau cipiki- cipika (cium pipi kiri -cium pipi kanan, Red) dengan sipenderita HIV AIDs," tantangnya.

Bagi pasien TB harus menjalani pemeriksaan HIV AIDs. ini dimaksud guna mengetahui apa orang ini menderita dua jenis penyakit. Karena bisa saja seorang menderita lebih dari satu jenis penyakit. Apalagi HIV AIDs sangat mengancam hidup seseorang. Kalau di Kutim ada Kampung Kajang. Ada tenda biru di Teluk Pandan. Ada Segadur di Bengalon. Ada pula hiburan malam di Wahau.

"Saya pernah melintas di Kampung Rambutan. Paser pukul dua malam di sana. Di truk itu orang pada nyanyi karaokean. Dari kejauhan musiknya sudah kedengaran. Ini bisa dibayangkan hiburan di situ. Hantu pun bisa pada lari dengar nyaringnya suara musik tengah malam," ungkap Fahmi.

Yang perlu dipahami, bahwa HIV  yaitu, virus yang menyerang penurunan daya tahan tubuh. AIDs adalah kumpulan berbagai gejala penyakit sebagai akibat menurunnya sistem dan fungsi kekebalan tubuh oleh virus HIVPembentukan Pokja TB-HIV, dan pertemuan surveilans dalam pengelolaan, pencatatan, pelaporan data dijadwalkan dihelat 5-7 Desember 2016.  (ri)
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM