Alimuddin |
PENAJAM,KABARKALTIM.CO.ID,- Siapapun nanti yang akan memimpin Kabupaten Penajam Paser Utara,
Kalimantan Timur, salah satu syarat yang harus dimiliki adalah mampu
menjaga kesinambungan dan keberlanjutan pembangunan.
Alimuddin, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Penajam Paser Utara,
menyampaikan hal tersebut kepada kabarkaltim.co.id. Menurutnya,
calon pemimpin nanti tak perlu repot dengan visi-misi karena
sesungguhnya NKRI sudah memilikinya yang tercantum pada alinea keempat
pembukaan UUD 1945. Daerah, menurut salah seorang figur yang
digadang-gadang bakal maju pada Pilkada PPU 2018, tinggal menterjemahkan
visi negara menjadi visi daerah, disesuaikan dengan kondisi geografi,
demografi, dan sosial.
“Saya berbicara di sini bukan sebagai Kepala Dinas PU ataupun salah
satu bakal calon Bupati PPU kedepan, tetapi saya berbicara sebagai
masyarakat biasa asal PPU. Untuk membangun suatu daerah itu diperlukan
seorang pemimpin yang mempunyai pengetahuan yang cukup. Itu bisa dilihat
dari pendidikan dan pengetahuan, pernah bekerja di pemerintahan.
Mustahil kita bercerita sesuatu yang tidak pernah kita kerjakan. Kita
memimpikan sesuatu tetapi sama sekali kita tidak pernah melakukan
sesuatu,” kata Alimuddin.
Kalaupun ada orang yang mampu mewujudkan mimpi tanpa pernah
sebelumnya melakukannya, menurut Alimuddin, 1 berbanding 100. Hanya ada
orang-orang dengan kemampuan khusus untuk itu.
Seorang pemimpin ke depan, sebutnya, harus memahami kondisi
teritorial Kabupaten PPU itu sendiri. Pasalnya tidak mungkin bisa
bercerita banyak kalau dia tidak mengetahui.
“Menurut saya, yang harus memimpin ke depan itu baik di PPU ataupun
di mana saja, adalah orang yang sudah biasa berkecimpung mengurusi
negara. Tidak bisa ujug-ujug hanya kerena sesuatu, kemudian memimpin.
Kita bisa melihat kondisi negara kita sekarang, ada beberapa daerah bisa
dikatakan gagal. Namun demikian, kita tidak boleh menutup hak seseorang
untuk mencalonkan sebagai kepala daerah karena itu hak meraka,”
katanya.
Alimuddin menambahkan, masyarakat PPU sekarang sudah cukup cerdas.
Meraka bisa menilai karena masyarakat sudah melihat dan merasakan.
Karena itu, kepemimpinan ke depan sangat ditentukan oleh masyarakat itu
sendiri.
“Salah satu contoh pemimpin ke depan bagaimana seorang pemimpin
berbicara masalah pertanian. Ia ingin memajukan pertanian, sementara ia
tidak mengerti ilmu pertanian melalui pendidikan formal. Ia pun tidak
punya pengalaman memimpin masyarakat. Memang tidak semua berhasil yang
sudah punya pengalaman itu, tetapi kalau dilihat dari rasio atau
rata-rata tentulah yang harus memegang itu. Keberhasilan itu kalau yang
memimpin itu adalah ahlinya,” tutur Alimuddin. (hmd)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar