Oktober 12, 2016

Penghargaan MURI Jagung Kutim "Dilobi"?

SANGATTA, KABARKALTIM.CO.ID- Sesungguhnya hanya Tuhan yang tahu. Faktanya, piagam penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia yang diserahkan tim MURI Sri Muryani
Penghargaan MURI. (bahar sikki/kk)
kepada Bupati Ismunandar, kepada Wakil Bupati Kasmidi Bulang dan kepada Ketua Panitia Mugeni di Polder, Sangatta, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tepat jarum jam menunjukan pukul 12.45 Wita, Rabu (12/10/2016) tampaknya sudah dibingkai dan diteken Ketua MURI Jaya Suprana tertanggal 12 Oktober 2016 di Semarang.

Padahal aksi membakar rangkaian jagung terpanjang dihelat mulai Rabu pagi sampai siang. Dan, pada saat itu pula 2 personel tim MURI melaksanakan penilaian terhadap upaya “memecah” rekor  membakar jagung terpanjang. “Gimana ini, tim MURI baru saja mengumumkan hasil penilaiannya, tapi piagam sudah ada siap diserahkan. Padahal di arena acara tidak ada peralatan canggih. Apa ada sulap singsalabing,” kata sejumlah warga yang menyaksikan langsung kegiatan perayaan HUT Kutim ke-17 itu.


Tim juri MURI Sri Muryani mengatakan, pemberian piagam penghargaan rekor MURI ini, bukan karena sukses melaksanakan bakar jagung terpanjang. Tapi piagam penghargaan ini
Situasi polder, dijepret pukul 12.34 Wita. (bahar sikki/kk)
diberikan karena aksi bakar jagung ini berhasil menyedot hadirkan sebanyak 5.000 orang. Dan, dari hasil pengamatan tim juri MURI ketika melihat dari dekat aktivitas masyarakat di sekeliling Polder, tidak banyak wadah bakar jagung tersedia. Hanya sedikit saja. Dan wadah bakar jagungnya tidak memanjang. Tapi spot-spot saja.

Jagung muda pun di situ jumlahnya terbatas. Sehingga, jagung muda yang sudah dikuliti sebagian hanya ditaruh dalam kantong plastik. Dan sebagian yang lain memang dibakar untuk dimakan di situ, serta ada pula yang membawa pulang. Kalau dilihat yang datang lebih banyak yang tidak sempat makan jagung dibanding mereka yang dapat jagung sebagai menetral zat gula bila dikonsumsi. Pengunjung aksi bakar jagung kebanyakan anak-anak pakaian seragam sekolah. Ada murid SD, ada pelajar SMP, dan ada pula pelajar SLTA.

 “Sangat kurang warga kalangan umum hadir di situ, tapi yang tampak pegawai Pemkab Kutim. Oleh karena itu, kami apresiasi saja karena banyak yang datang,” terang Sri usai menonton aksi panggung wakil bupati Kutim bersama Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Johansyah Ibrahim menyanyikan lagu dangdut berjudul, “Kegagalan Cinta”.

Selanjutnya, Bupati Ismunandar  menyatakan, aksi bakar jagung  dalam menyemarakan HUT Kutim ke-XVII/2016 ini sesuai visi misi Gerakan Pembangunan Desa Mandiri Terpadu (Gerbang Desa Madu). Yakni menggelorakan semangat kebersamaan dalam mewujudkan pembangunan agribisnis dan agroindustri. “Jagung ini adalah hasil para petani Kutim,” katanya.

Untuk itu, bupati Kutim mengajak kepada warga tani agar giat menanam jagung. Hidup petani. Mari terus membangun Kutim yang lebih maju dan sejahtera. Karena jagung merupakan salah satu jenis komoditi pangan yang diancurkan pemerintah untuk dikembangkan. Dan, Kutim sangat cocok untuk budidaya tanam jagung dalam skala besar. (ri)

Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM