SANGATTA, KABARKALTIM.CO.ID-
Semangat Kutim Cerdas, Merata dan Prestasi Gemilang (Cemerlang) kini
redup. PT Indominco Mandiri menyetop
bantuan bus sekolah pengangkut pelajar di Kecamatan Teluk Pandan.
Menurut Asistant Vice Precident
Indominco Muhammad Nasution, penghentian bantuan bus sekolah Teluk Pandan,
lantaran keuangan Indominco belum sehat.
Sebagai akibat dari turunnya harga batu bara di pasaran internasional.
Bantuan bus sekolah ini, dahulu
anggarannya diambil dari dana kepedulian perusahaan terhadap masyarakat (CSR- corporate social responsibility).
Berhubung harga batu bara turun, maka bantuan transportasi pendidikan Teluk Pandan ditiadakan. Apalagi, ada lagi
program Pemkab Kutim untuk rumah layak huni. “Jadi dana yang tadinya semula
rencana bisa digunakan untuk rental lanjutan
bus sekolah, mendadak dana itu dialihkan lagi membiayai program rumah layak
huni sesuai yang dijatahkan Pekab ke perusahaan Indominco,” jelas Nasution pada
tatap muka warga Desa Suka Rahmat di Kilometer 10, Jl Poros Bontang-Samarinda,
Kantor PT Indomico Mandiri tbk.
Penyetopan bus sekolah bantuan
Indominco tersebut meresahkan banyak pelajar
dan wali murid di wilayah Kecamatan Teluk Pandan. Khususnya bagi siswa
yang orangtuanya berpenghasilan sedkit, mengalami kesulitan dalam menyekolahkan
anak-anaknya. Karena sudah berbulan-bulan layanan bus sekolah tidak ada di
lintasan Jln Trans Kalimantan, wilayah Kecamatan Teluk Pandan.
Baik murid SD, SMP maupun SMA
terpaksa bila berangkat atau pulang sekolah sebagian besar nebeng (ikut menumpang) pada tiap kendaraan yang melintas waktu
berdiri di tepi jalan. Kalau mobil yang disetop untuk berhenti, ya anak sekolah
bersyukur, tapi kalau sopir mobil itu lagi tidak mau peduli, maka anak sekolah
warga Desa Kandolo, Desa Teluk Pandan, warga Desa Martadinata, warga Desa Suka
Rahmat, Desa Suka Damai dan warga Desa Danau Redan harus bersabar.
“Kami kadang terlambat tiba di
sekolah. Lantaran tidak punya tumpangan. Kalau lambat biasa dihukum. Disuruh
guru berdiri di depan kelas,” aku murid laki-laki SDN 01 Teluk Pandan.
Jarak sekolah dengan rumah
sejumlah pelajar bervariasi. Ada jaraknya belasan kilometer. Dan, ada pula yang
dekat. Pelajar yang tinggal jauh dari tempat sekolah, ini masalah. Orangtua, yang punya kemampuan membeli sepeda
motor, tapi anaknya belum diizinkan mengendarai sendiri. Akhirnya, orangtua
bolak balik antar jemput buah hatinya, agar mereka tetap menimbah ilmu
pengetahuan dibangku sekolah reguler. Sayangnya polisi lalulintas tidak
melegalkan anak di bawah umur
mengendarai sepeda motor tanpa memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi, Red).
“Kalau dilarang pakai motor ke
sekolah. Sebaiknya pemerintah siapkan mobil transportasi sekolah,” siswa SMA
Negeri Teluk Pandan. (ri)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar