BONTANG,KABARKALTIM.CO.ID- Hujan
rintih menyirami wilayah Bontang, Kaltim, Sabtu pagi (24/9/2016) atau 22
Dzulhijjah 1437 Hijriah, tak menyurutkan semangat ratusan murid
Taman
Kanak-Kanak (TK) kota Taman (Teduh Aman, Mandiri, Agamis dan Nyaman, Red) dalam
menunaikan rangkaian ibadah haji seperti
yang dilakukan orang dewasa ketika berada
di Makkah, Arab Saudi.
Manasik haji cilik Bontang. (bHr sikki/kk) |
Bedanya, kalau
orang dewasa naik haji, mereka memempuh berjalanan udara berjam-jam dari Indonesia ke Arab Saudi. Tapi
kalau manasik haji cilik yang digelar di Masjid Baitul Rahman, Kelurahan
Belimbing, Kecamatan Bontang Barat, santri hanya dipandu membaca bacaan tiap
tahapan proses dalam mempraktikkan ibabah fisik.
Rahman Budiono
memandu manasik haji cilik se-Kota Bontang. Jamaah haji cilik berkumpul di
lantai dasar Masjid Baitul Rahman guna mendengar arahan panitia pelaksana
Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Bontang. Sebelum mempraktikan
prosesi ibadah haji, maka semua jamaah haji cilik diajak terlebih dahulu
memanjatkan niat haji dalam menjalankan
rukun Islam kelima.
“Allahummah Khalaka
Lakbai,” ucap Rahman Budiono menggunakan mengeras suara. Ucapan Rahman Budiono
diikuti jamaah haji cilik didampingi masing-masing gurunya disaksikan para wali
murid TK.
Manasik haji cilik
bertema, “Tamankan Sikap Sabar Sejak Dini,” sudah menjadi agenda rutin tahunan
bagi pengurus IGTKI Bontang. Ratusan murid TK berpakaian ihram tampak antusias
mengikuti rangkaian ibadah suci tahunan tersebut. Kendati suasana pagi itu
udara dingin menyapa kulit karena lagi hujan gerimis.
“Sesungguhnya
pakaian ihram warna putih itu tidak dijahit bila digunakan laki-laki maupun
perempuan dalam menjalankan ibabah haji.
Namun, dalam manasik haji cilik
ini para murid TK kebanyakan masih tetap menggunakan pakaian yang sudah
dijahit. Ini tidak apa-apa karena hanya praktik melakukan ibadah haji,” kata
Rahman Budiono.
Usai berniat,
ratusan murid TK bersama panitia, guru pendamping serta orangtua beranjak dari
arena pembukaan menuju lokasi ritual
dari lantai dasar naik jalan kaki melintasi tangga beton berlika liku
menuju ruangan utama masjid Baitul Rahman. Di ruang utama Masjid Baitul Rahman
sudah terpasang sarana ibadah yang sudah ditempeli masing-masing nama ritual. Ada melontar
jumrah, ada tawaf, ada sa.i, wukuf, memotong rambut, berkurban.
Tiap jamaah
melempar jumrah menggunakan batu krikil sebanyak tujuh kali. Ini mengisahkan
permusuhan nyata manusia melawan setan. Tawaf mengelilingi Kakbah berlawanan
arah jarum jam sebanyak tujuh kali, dan tiap jamaah berusaha menyempatkan diri
mencium batu hajar aswad. Sa’i adalah berlari-lari kecil antar shafa dan
marwah.
Sa.i ini mengisahkan sewaktu kecil Nabi Ismail
AS kehausan di padang pasir, dan kala
itu ibunya Siti Sarah kebingungan mencarikan air. Saking bingungnya, istri Nabi
Ibrahim AS tersebut bolak balik lari antara shafa dan marwah. Berkat kehendak
Tuhan Yang Maha Kuasa, di tempat Ismail berontak loncat-loncat kehausan, tiba-tiba pasirnya
nampak basah. Setelah di keruh pakai tangan, air makin nampak banyak. Air sumur
itu dinamai air zam-zam. Sehingga, manasik haji cilik di Kota Taman Bontang
mereka diberi minum air zam-zam dari Makkah. Mudah-mudahan ada manfaatnya. (ri)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar