Yusran Aspar di acara Harganas di Kayu Api, Penajam |
Hal ini diungkapkan Bupati
Penajam Paser Utara (PPU) H Yusran Aspar pada peringatan Hari Keluarga Nasional
ke-23, tahun 2016 di Kantor KB-PP Kabupaten PPU di Kayu Api Kelurahan Penajam, Kecamatan
Penajam Kabupaten PPU, Kamis (22/9/2016) .
“Saya dalam mendidik anak alhamdulillah anak terjaga semuanya, saya tidak membiarkan anak-anak keluar
rumah di malam hari, sebelum magrib anak-anak harus ditanyakan kemana perginya,
harus ditanyakan jangan dibiarkan begitu saja, ayam saja kalau menjelang magrib
kumpul ke kandang atau naik ke pohon, ayam saja kalau malam harus pulang
kandang,” tandas Yusran.
Ditegaskannya,
kalau ada keperluan, anak-anak itu tolong ditanyakan, tanyakan dengan jelas
kemana perginya supaya orangtuanya tahu persis kemana anak itu, pantau kegiatannya dalam rangka
preventif, untuk menjaga keluarga agar bisa selamat. "Semuanya sudah mapan,
yang 4 sudah mandiri dan satu masih belajar dan melanjutkan pendidikannya di
Inggris," kata Yusran.
“Kita selaku orang tua
harus terus berinteraksi menjaga hubungan baik dengan anak dan istri bangun
komunikasi yang harmonis, kadang kala kita sebagai kepala keluarga kita bisa menjadi
guru dan bisa pula menjadi teman di antara mereka artinya lakukan itu dengan baik, insya Allah kedekatan
dengan keluarga itu semakin mambawa
keberkahan keluraga harmonis,” lajutnya.
Ia mencontohkan seperti
makan sama-sama, berinteraksi di meja makan, apa persoalan anak-anak
dikomunikasikan dengan baik, diselesaikan dengan baik. Menurutnya inilah
barangkali dalam rangka menuju keluarga bahagia sejahtera, kemudian
mamberdayakan supaya berdaya, memang ini yang agak sulit, karena kondisi lingkungan
keluarga berbeda-beda kemampuannya, berbeda-beda latar belakang pendidikannya, jadi
pemberdayaan ini memang harus ada interpreneur dalam kelompok keluarga, harus
ada motivator, supaya bisa berdaya.
“Jadi harus rajin berkumpul
dan membicarakan hal-hal yangt
konstruktif yang membantu bisa mengangkat harkat dan martabat keluarga, jadi
berdayakan itu kemudian syukur Alhamdulillah kalau kita bisa berbagi kita tidak
selalu menengadahkan tangan kita berada diposisi atas itu yang lebih baik,”
katanya.
Yusrang
mengilustrasikan, ada seorang politisi ingin mengubah negeri ini, dia berangkat
jauh-jauh ke Jakarta, dia berjuang sukses duduk di parlemen dan
kemudian duduk di eksekutif tapi sekian puluh tahun politisi tersebut menilai
sejauh ini tidak juga berubah negeri ini keluarganya ditinggalkan karena ingin
mengubah negeri ini, keluarganya jadi terlantar.
Ketika usianya lanjut ia pulang
ke kampung, frustrasi, lambat laun politisi tersebut sudah tak berdaya lagi
sakit pula, keluarganya susah dia terbaring kemudian merenungkan nasibnya.
Politisi berkata, : ”Kalau
saja dulu saya tak usah jauh-jauh ke Jakarta saya selesaikan saja masalah
keluarga saya, insya Allah saya tidak akan terbaring sia-sia seperti ini,".
"Jadi
kata kuncinya memamng harus berjuang melalui keluarga selesaikan dulu keluarga
kita baru kita pikirkan lingkungan kita, kalau kita mau mengubah negeri
ini, kalau keluarga kita semua sudah
sehat sejahtera bangkit semuanya,
berdaya semuanya kemungkinan saya di Penajam ini tinggal duduk manis,
tidur tenang tidak usah ada lagi yang
diurus, semuanya sudah selesai, kelurga beres semua sudah sejahtera semua,”
katanya.
“Jadi memang konsep KB
ini luar biasa jadi laksanakanlah apa-apa yang memang dianjurkan dan yang telah digariskan oleh
program kita kegiatan kita karena memang
muaranya adalah untuk kesejahteraaan kita, saya berharap kampung kita ini ada
perubahan dan, saya minta catat dengan baik kondisi awal kampung ini meskipun berjalan kampung KB
ini jangan tetap-tetap begini saja, terutama sekali karena kita adalah yang
pertama di Kaltim,” tutupnya. (humas8)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar