PENAJAM, KABARKALTIM.CO.ID-Objek Wisata Penangkaran Rusa, Desa Apiapi, Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) selalu
ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik lokal maupun dari luar daerah PPU. Terlebih
pada hari-hari libur. Dari
sejumlah keterangan pengunjung ketika dimintai keterangan, diungkapkan bahwa
sebagian besar mereka tertarik untuk
melihat langsung kehidupan hewan dilindungi itu. Sebagian juga mengungkapkan
hanya sekedar mengabadikan gambar melalui foto-foto bersama keluarga di lokasi
tersebut.
“Selama
ini kami melihat rusa sambar hanya di televisi. Makanya kami penasaran ingin
melihat langsung di tempat ini," ungkap Hadi, warga Balikpapan yang ditemui
di lokasi ini, Minggu, (31/7/2016) beberapa waktu lalu.
Hal
senada juga diungkapkan Amir asal Kabupaten Paser, yang juga salah satu
pengunjung di tempat ini. Dirinya mengatakan sudah sering ke tempat itu, namun ia
mengungkapkan tidak pernah bosan melihat kehidupan rusa-rusa di penangkaran
tersebut. Makanya dalam setiap waktu, dirinya menyempatkan mampir ke tempat itu.
“Terkadang
kita jumpai sejumlah anak-anak rusa sedang bermain satu dengan lainnya. Tak
jarang juga ditemui mereka saling berinteraksi antara rusa satu dengan lainnya.
Momen-momen seperti inilah selalu manjadi daya tarik tersendiri bagi saya,“ terangnya.
Lokasi
penangkaran rusa yang berada di Jalan Provinsi Km 32 ini memelihara spesies rusa dari jenis Rusa Sambar (Cervus unicolor brookei). Bahkan populasi
Rusa tersebut di sana terus bertambah, kini
jumlahnya telah mencapai 200 ekor.
Penangkaran rusa ini awalnya sebagai tempat untuk melakukan
pengembangbiakan, perawatan, pemeliharaan kesehatan, penyediaan makanan dan
memproduksi ternak bibit. Berdiri di atas lahan 15 hektar penangkaran rusa ini
juga untuk meningkatkan populasi rusa sambar dan mutu genetik.
Selain itu, termpat itu
juga kerap dijadikan sebagai tempat pelatihan atau magang dalam upaya untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas atau petani peternak dibidang
pembibitan, baik ternak atau hijauan makanan ternak (HMT) dan inseminasi buatan
Di samping itu penangkaran rusa tersebut merupakan kantong alam
yang di dalamnya terdapat bahan rekayasa gen dan tempat laboratorium alam bagi peneliti.
Penangkaran rusa berada pada pagar dalam yang berbentuk paddock-paddock seluas
kurang lebih 15 hektare.
Sementara
tanduk rusa muda juga dimanfaatkan sebagai bahan herbal yang dikelola di lokasi
itu. Makanya di penangkaran ini jarang ditemui rusa dengan tanduk panjang
seperti di hutan bebas. Karena tanduk telah memasuki usia dua bulan akan
dipotong dan dijadikan serbuk dan dimasukkan ke dalam kapsul untuk dijadikan
obat tradisional. Yaitu kapsul Velvet.
Bahkan
kapsul Velvet itu telah didistribusikan ke berbagai kota dan kabupaten di
Indonesia. Di antaranya Bandung, Jakarta dan Yogyakarta. Bahkan sampai keluar
negeri. Dalam istilah biologi tanduk rusa disebut ranggah. Karena pada dasarnya
tanduk rusa tidak sama dengan tanduk-tanduk hewan lainnya. Hanya rusa jantan
saja yang bertanduk. Dan setelah setahun sekali ranggah itu mengeras seperti
tulang lalu akan lepas dengan sendirinya. (humas6)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar