 |
| Kasmidi Bulang, ST. MM. (bahar sikki/kk) |
SANGATTA,KABARKALTIM.CO.ID- Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) makin ganas. Sepanjang 2016 ini Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mencatat sudah lebih 1.200 orang terjangkit penyakit akibat gigitan nyamuk. Dari 1.200 orang yang teridentifikasi menderita DBD tersebut sudah 13 meninggal dunia. Sebagian ada sudah dinyatakan sembuh, dan sebagian yang lain masih dirawat.
“Penyakit DBD tahun ini (2016) sudah termasuk kejadian luar biasa, dibanding tahun-tahun sebelumnya,” beber Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Yusuf mewakili Kepala Dinas Kesehatan Aisyah dalam rapat koordinasi di ruang Meranti, kantor Bupati, kawasan Bukit Pelangi, Senin (18/7/2016)
Berbagai upaya sedang dilakukan Pemkab Kutim, namun wabah DBD masih mengancam kesehatan masyarakat. Pembentukan tim juru memantau jentik nyamuk di ibukota kabupaten (Sangatta) tiap RT (Rukun Tetangga, Red) ada 2 personel ditugaskan di sana. Jumat bersih-bersih lingkungan melibatkan pejabat, pengurus organisasi kemasyarakatan dan warga rutin digelar. Pengasapan pada titik-titik tertentu juga sudah dilaksanakan. Namun, lagi-lagi jumlah penderita DBD kian terus bertambah seiring waktu.
Kedepan, Dinas Kesehatan menurut Yusuf bakal mengajak semua komponen masyarakat ikut terlibat mengatasi masalah penyakit DBD tersebut.Di antaranya, murid SD, SLTP dan SLTA.. Apalagi yang banyak kena DBD adalah anak sekolah. Cara menekan penularan penyakit DBDB, yakni, tiap rumah tangga se-Kutim perlu ada seorang anggota keluarga dinobatkan sebagai pemantau jentik nyamuk di kediamnnya masing-masing. Begitu ditemukan jentik segera laporkan ke pihak yang berwenang.
“Saya kira perlu juga dilakukan di Kutim ini, seperti yang dilaksanakan di Bulungan. Di sana tiap rumah, ada seorang anggota keluarganya sebagai kader pemantau jentik nyamuk. Dengan dilaksanakannya program ini, hampir warga Bulungan zero terjangkit DBD,” ungkap Yusuf.
Mendengar program kerja Dinas Kesehatan soal DBD, Wakil Bupati Kasmidi Bulang mengaku prihatin terhadap wabah DBD. Pasalnya, beberapa hari lalu, Wabup Kutim sempat kena penyakit DBD.
“Saya tidak tahu pasti. Di mana saya digigit nyamuk. Apakah di rumah pribadi, atau di rumah jabatan ataukah di kantor. Sehingga saya sempat dirawat karena diserang penyakit DBD,” kata Kasmidi Bulang.
Terkait wabah DBD, Wabup Kutim memerintahkan kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan pemberantasan nyamuk dengan cara difogging. Kisaran kediaman rumah pribadi wabup Kutim yang beralamat di KM 1 Jl. Poros Sangatta-Bontang, dekat Patung Burung sudah diasapi. Selanjutnya, di rumah jabatan Wabup yang berada di dalam kawasan Pusat Perkantoran Bukit Pelangi rencana Senin sore (18/7/2016) diasapi.
“Kantor-kantor yang ada di dalam kawasan Pusat Perkantoran Bukit Pelangi sebaiknya juga diasapi. Penyakit DBD ini sangat bahaya. Biar kita- kita ini tidak dihantui rasa khawatir kena DBD saat menjalankan tugas negara,” harap Kasmidi Bulang ketika memimpin pertemuan penting yang dikemas dalam acara coffee morning.
Hanya saja, sejak ditetapkan Kutim sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa, Red) untuk DBD, Dinas Kesehatan sempat kesulitan dalam memperoleh bahan kimia campuran solar untuk bahan pengasapan.Ini karena ribetnya proses pencairan dana talangan yang bersumber dari APBD. Birokrasi pencairan dana talangan awal senilai Rp 200 juta dari Rp 500 juta yang disetujui bupati, panjang dan lama. Banyak syarat yang mesti dilengkapi dahulu, baru bisa cair. Pahadal ini sifatnya darurat.
Mendengar rencana Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Nurullah mengaku apresiasi langkah pemberantasan wabah DBD. Unit Kesehatan Sekolah (UKS) akan lebih dimaksimalkan perannya. Untuk itu, perlu komunikasi intensif bila semua anak sekolah mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 SD dibina proaktif atasi penyakit menular. (ri)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar