Prayitno
PENAJAM, KABARKALTIM.CO.ID- Natasha Valentina Putri -siswi SMP Negeri 5 Penajam Paser Utara (PPU) menjadi peraih nilai hasil Ujian Nasional (UN) tertinggi tingkat Kabupaten PPU tahun 2016. Ia mendapatkan nilai tertinggi dengan total rata-rata 355,5 dan juga peringkat ke-6 se-Provinsi Kalimantan Timur. 

Nilai tertinggi lainnya adalah Muhammad Asrofi Alhakim nilai 352,0 dari SMPN 5 PPU, Farah Risa Fadillah nilai 348,5 dari SMPN 1 PPU, Febby Zulhiah nilai 348,0 dari SMPN 6 PPU, dan Muhammad Frisna Firmansyah yang juga dari SMPN 5 PPU sebagai peringkat ke-5 se-PPU dan otomatis SMP Negeri 5 Penajam Paser Utara (PPU) keluar sebagai juara umum perolehan UN tingkat SMP/MTs se-PPU. 


Pengumuman hasil UN tingkat SMP/MTs dilaksanakan serentak hari Sabtu (11/6/2016),
Kepala Sekolah SMPN 5 PPU, Prayitno mengatakan sebagai sekolah dengan peraih nilai UN tertinggi se-PPU (peringkat ke-6 se- Provinsi Kaltim) dan juga juara Umum Se-PPU, patut berbangga dengan apa yang telah dicapai anak didiknya. 

"Prestasi ini harus dipertahankan," ungkap Prayitno, dimana tahun ini SMP N 5 PPU lebih baik dari tahun kemarin dan keluar sebagai juara umum. 

"Alhamdullilah kita keluar sebagai juara umum se- PPU dan keluar sebagai peringkat 1 se-PPU dan peringkat ke-6 se-Kaltim dalam perolehan UN tingkat SMP/MTs kita boleh berbangga tetapi jangan menyombongkan diri dan harus bersyukur kepada Tuhan," imbuhnya. 

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa UN sebenarnya menguji kejujuran, sejauh mana kejujuran para siswa dan guru saat pelaksanaannya dan tidak dipungkiri  UN menjadi momok yang menakutkan, sekolah berupaya memberikan yang terbaik kepada siswanya.

"Dengan adanya UN tidak menjadi dasar utama kelulusan, kejujuran itu semakin diuji," kata Prayitno.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga PPU (Disdikpora) Marjani mengatakan hasil perolehan nilai tertinggi UN tingkat SMP yang diperoleh SMPN 5 PPU ini menggambarkan dari segi nilai hasilnya meningkat dibandingkan pada hasil UN tahun sebelumnya. Namun kalau dilihat dari segi peringkat di Kalimantan Timur, Kabupaten PPU mengalami penurunan.

"Kalau dari segi nilai memang naik, tapi kalau dari segi peringkat kita turun. Tahun lalu kita ada di peringakat 5 besar se-Kaltim, tahun ini hanya urutan ke- 6 besar dari kabupaten/kota di Kaltim.

"Tentu ini menjadi bahan evaluasi kita, untuk menjadikan ke depan harus bisa lebih baik lagi dari tahun sekarang meski UN tidak menjadi dasar kelulusan siswa," tegasnya.

UN tidak menjadi dasar kelulusan. Hanya tinggal bagaimana hasil UN itu menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan belajar untuk bisa semakin ditingkatkan. "Saya sependapat kalau kelulusan itu dikembalikan ke sekolah, karena sekolah yang lebih tahu anak didiknya. Tinggal dengan adanya UN bisa dijadikan salah satu acuan untuk lebih baik lagi," paparnya. (hmd)