MAU tahu apa
itu ABK? Adalah anak berkebutuhan khusus dengan karakateristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan
mental,emosi atau fisik. Yang termasuk ke dalam anak berkebutuhan khusus
di antaranya tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, tuna laras, kesulitan
belajar, gangguan kesehatan.
Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah
anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang
dimiliki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan
dengan kemampuan dan potensi mereka. Seperti bagi anak tuna rungu mereka
memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille.
Sebagaimana yang
dilakukan pada SLB dharma kencana yang lokasinya terletak di Jalan Pembangunan
kawasan Gunung Pasir Balikpapan, dimana sekolah tersebut memiliki peserta didik
sebanyak 87 anak berkebutuhan khusus. Dengan didukung 15 tenaga guru yang khusus
mendidik, mendampingi dan melayani. Bahkan di SLB dharma kencana juga terdapat
anak autis dimana anak autis itu cara mendidiknya satu anak satu guru selama
satu jam dengan cara bergantian.Kepsek SLB Dharma Kencana Balikpapan Kota Tuti
Suwarni saat ditemui diruang kerjanya, Senin (20/6/2016) menjelaskan bahwa sebanyak
87 anak berkebutuhan khusus yang menimba ilmu pendidikan di sini langsung
ditangani oleh 15 tenaga guru yang telah memiliki kompetensi
di bidangnya.
Menjadi guru SLB tidak sama dengan guru reguler, guru SLB diperlukan
kesabaran, ketelatenan, pendekatan yang baik, sentuhan dan yang paling penting
menggunakan hati dalam mendidik anak berkebutuhan khusus. Apalagi kalau mendidik
anak autis yang masih baru,perilakunya kan, aneh-aneh anak seperti ini harus
ditangani satu guru,jadi harus bisa menganggap anak yang sedang di didik itu
seperti anak sendiri.
”Kalau mendidik anak SLB ya,memang sulit tapi kan kasihan
siapa lagi yang akan mendidik toh mereka juga punya hak untuk mendapatkan
pendidikan, terkadang saya meneteskan air mata kalau melihat anak berkebutuhan
khusus yang harus ditangani oleh guru yang bersangkutan,” ujar Tuti Suwarni yang
merupakan istri kepsek SDN 010 Mujiyo.
Integrasi antar jenjang dalam bentuk
sekolah luar biasa (SLB) lanjut dia adalah satu atap, yakni satu lembaga
penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB,dan SMALB dengan seorang kepala
sekolah. Sedangkan integrasi antar jenis kelainan,maka dalam satu jenjang
pendidikan khusus di selenggarakan layanan pendidikan berbagi beberapa jenis
ketunaan,yakni terdiri dari TKLB, SDLB, SMALB, masing-masing sebagai satuan
pendidikan yang berdiri sendiri.
Kemudian soal kegiatan di sekolah seperti eskul
tidak ada bedanya dengan sekolah pada umumnya misalkan Pramuka, angklung, robana serta anak-anak juga diajarkan keterampilan bagaimana
cara membersihkan kaca dan lain-lain tujuannya agar ke depannya bisa lebih
mandiri. Bukan hanya itu saja hasil karya dari anak SLB yang sudah dihasilkan
cukup banyak salah satunya adalah membuat sandal, sandaran tempat duduk yang
dibuat dari kain bekas. Semua peralatan di SLB cukup lengkap termasuk alat
peraga, ruang komputer, ruang tata boga, musala termasuk ruang
perpustakaan.
”Kemudian prestasi yang pernah diraih cukup banyak ada siswa kami
yang bernama Arief Rachman Hakim mewakili Kaltim dalam lomba Kewirausahaan
FLS2N PKLK ke tingkat nasional dan meraih juara harapan 3, Irfan Kamil Al Madudi
mengikuti juara Bulu tangkis juga ke tingkat nasional namun tidak berhasil
menjadi juara, pada tahun 2014 Irfan Kamil Al Madudi kembali ikut turnamen bulu
tangkis tingkat nasional dan berhasil meraih juara harapan 1 dan masih banyak
lagi juara yang pernah dihasilkan baik tingkat kota maupun tingkat
provinsi,” kata Tutik suwarni yang ramah itu. (katono)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar