BALIKPAPAN, KABARKALTIM.CO.ID-Pemerintah
Kota Balikpapan hingga kini belum menghentikan pasokan sapi dari Provinsi
Gorontalo. Meskipun saat ini telah beredar isu ada indikasi sapi dari Gorontalo
banyak yang terinveksi virus anthrax.
Demikian yang disampaikan Kabag
Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Balikpapan Sutadi, saat memberikan
klarifikasi terkait pemberitaan dihentikannya pasokan sapi dari Gorontalo ke
Balikpapan. Sabtu (28/05/2016).
Jika pasokan sapi dari Gorontalo
dihentikan karena hal ini, menurut Sutadi upaya tersebut untuk memastikan
daging sapi yang beredar di Kota Balikpapan merupakan daging sapi yang layak
dikonsumsi dan terbebas dari penyakit. “Terkait pelarangan ini, kita masih
menunggu arahan dari Gubernur Kaltim,” ungkapnya.
Sutadi mengatakan proses
penghentian pasokan sapi dari luar daerah ke Balikpapan karena berdasarkan
rekomendasi dan arahan resmi dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. “Dari
arahan tersebut Pemerintah Kota akan mengeluarkan kebijakan lanjutannya, apakah
distribusinya akan dihentikan atau tidak,” lanjut Sutadi.
Terhentinya pasokan sapi dari
Gorontalo tentu akan mempengaruhi stok daging sapi di kota yang berdampak pada
harga jual dipasaran. Karena seluruh kebutuhan daging sapi yang beredar di Kota
Balikpapan berasal dari salah satu provinsi di Pulau Sulawesi tersebut.
“Namun saat harga jual sapi dari
gorontalo mahal, maka pasokannya diambil dari Provinsi NTT. Sedangkan untuk
sapi-sapi dari peternak lokal hanya untuk melayani kebutuhan masyarakat saat
Hari raya Idul Adha,” lanjutnya.
Jika sapi-sapi yang berasal dari
Gorontalo tersebut terinveksi virus anthrax, maka Pemerintah Kota Balikpapan
melalui balai karantina hewan akan melarang peredaran daging sapi dari daerah
tersebut di Kota Balikpapan, serta akan mengalihkan pasokan daging sapi dari
daerah lain. “Kita akan cari solusi dengan mendatangkan sapi dari daerah lain
jika kabar itu benar,” lanjutnya. (*/are)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar