PENAJAM, KABARKALTIM.CO.ID-Penggunaan kompor rakyat berbahan bakar buah sawit menjadi alternatif untuk masyarakat yang kurang mampu ketika bahan bakar minyak lampu dan gas menjadi mahal dan langkah sangat tepat. Selain kompor ini digunakan untuk memasak kompor ini juga dapat menimbulkan daya listrik (kipas angin) dan ke depannya bisa digunakan untuk penerangan di malam hari, cash Hp dan cash alat-alat komunikasi lainnya.

Teknologi Tepat Guna (TTG) atas kerjasama Perusda Benuo Taka PPU dan PT Blue (Banyu Lancar Unggul Engenering) ini diujicoba di kantor PKK Penajam Paser Utara, Kamis(23/06/2016), mengingat di wilayah PPU tersebut, para petaninya didominasi sawit, sehingga bahan bakunya berlimpah. 

Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Yusran Aspar mendorong demo salah satu solusi mengatasi kesulitan ekonomi masyarakat saat ini. "Kompor rakyat ini aman, ramah lingkungan, bahan bakar mudah didapatkan, saat harga minyak tanah naik dan gas naik ini selosi yang tepat," ungkapnya. 


Ia juga mengatakan kompor rakyat ini tidak perlu perawatan karena tidak memakai sumbu, gampang dimatikan, dan harga cukup murah sekitar Rp 150.000. "Saya mendorong ibu-ibu PKK kecamatan dan desa untuk menyosialisasikan kepada masyarakat, selain itu kompor ini bisa menimbulkan daya listrik," tutur Yusran. 

"Selain ide cemerlang, langkah cemerlang juga harus kita aspirasikan. Untuk mendorong kemajuan serta memudahkan masyarakat ,kita lakukan inovasi-inovasi dari orang lain," bebernya. 

"Tidak harus inovasi dari saya, tetapi kita juga harus mendorong langkah cemerlang dari orang lain karena ini sangat efisien, saking pedulinya kepada masyarakat Bupati mengurus Kompor," katanya sambil tertawa. 

Sementara dari PT Banyu Lancar Unggul Engenering (Blue) Johan mengatakan listrik timbul dari panas sehingga konfersi ke listrik, dan itu ada alatnya. "Saat ini seperti yang ada di kompor adalah kipas, selain itu bisa digunakan untuk penerangan di malam hati kala mati lampu, juga bisa digunakan cash handphone dan alat komunikasi lainnya," lanjut Johan.

Ini ide dari Bupati Yusran Aspar untuk memanfaatkan sawit-sawit yang melimpah di PPU ini, Bupati menghendaki inovasi-inovasi yang menurutnya murah dan ramah lingkungan, satu ons buah sawit dapat digunakan maksimal 2 jam. 

"Ide bupati ini-lah timbul, jadi kita buat kompor berbahan buah sawit. Di samping bahan bakunya melimpah, dan juga memanfaatkan limbah menjadi bermanfaat," terang Johan.

Diakui johan, pembuatan kompor tersebut termasuk mudah dan memerlukan biaya yang tidak mahal dan Perusda bekerja sama dengan PT Blue untuk pembuatan kompor ini, ia  menjelaskan  jika menggunakan bahan almunium berkualitas baik  maka kompor akan bertahan lama. 

Selain ramah lingkungan, di samping memanfaatkan  sisa-sisa sawit yang berjatuhan dari batang untuk dimanfaatkan menjadi energi elternatif menjadi tepat guna," ungkap Johan.  (hmd)