Bangun Embung Untuk Irigasi Pertanian di Babulu
Pertanian padi di PPU |
PENAJAM,
KABARKALTIM.CO.ID-Bupati Penajam Paser Utara (PPU) H. Yusran Aspar mengungkapkan seiring
terbatasnya anggaran daerah saat ini, seluruh masyarakat diharapkan
mampu berinisiasi untuk menciptakan sebuah gagasan dan trobosan
dilingkungan masing-masing. Dalam kata lain, masyarakat diharapkan tidak
terlalu bergantung kepada pemerintah daerah.
Salah satunya
kata Yusran Aspar adalah sektor pertanian di Kecamatan Babulu yang
memang hingga saat ini masih terkendala masalah irigasi pengairan bagi
pertanian mereka di sana. Sementara proses pengairan melalui sodetan Sungai Talake Kabupaten Paser yang telah diupayakan masih membutuhkan
proses panjang.
Yusran dan rombongan meninjau area pertanian |
“Masyarakat
petani harus mampu berinisiatif menciptakan embung sebagai penampungan
air bagi pertanian di sana. Masalah seperti ini saja rasanya bupati tidak
perlu harus selalu turun kelapangan untuk mengurusi,“ terang Yusran
Aspar di ruang kerjanya, Senin, (24/5/2016).
Dijelaskan
Yusran Aspar, bahwa konsep pembangunan embung di Kecamatan Babulu tidak
terlalu rumit. Nantinya setiap 100 haktare sawah dibuatkan sebuah embung
dengan luas 1 haktare dengan kedalaman minimal 2 meter.
“Daerah kita
itu dilewati oleh jalur katulistiwa. Jadi untuk kecukupan air dalam
embung rasanya tidak perlu kawatir, karena curah hujan pasti mencukupi.
Nantinya setiap embung dipasangi pompa motor tanpa mesin untuk
penyaluran air kesetiap sawah petani,“ ujarnya.
Lebih lanjut
kata dia, untuk masalah pengerjaan petani juga tidak perlu kawatir.
Karena kata dia, PPU saat ini memiliki alat-alat berat milik UPT-PU yang
dapat digunakan bagi pertanian di Kecamatan Babulu.
“Masalah
pembiayaan dapat dirincikan. Misalnya setiap hektare masing-masing petani
menyetorkan iuran sebesar Rp 100 ribu per bulan. Dalam jumlah 100
hektare maka dapat dikumpulkan sebesar Rp 10 juta. Dana ini
digunakan salah satunya untuk petani yang siap memberikan lahannya
sebagai lokasi embung seluas 1 haktare untuk pengairan 100 haktare,“ jelasnya.
Dirinya
berharap, seluruh masyarakat harus kreatif berinisiatif untuk memajukan
daerahnya masing-masing. Karena bila mengandalkan pemerintah daerah,
segala sesuatunya sangat terbatas. Apalagi saat ini anggaran sejumlah
daerah di kaltim mengalami penurunan secara drastis, termasuk di PPU.
Hal itu disebabkan karena sejumlah nilai jual ekspor daerah mengalami
penurunan yang siknifikan.
“Jadi menurut
kami, tunggu apalagi petani jika akan membangun embung yang memang untuk
kebutuhan pengairan pertanian di daerah mereka. Konsep telah diberikan,
bantuan berupa alat-alat berat telah tersedia, rasanya rugi bila
masyarakat belum berinisiatif untuk itu hingga saat ini, “pungkasnya. (humas6)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar