Murid SD 3 YPPSB menggunakan handphone.(bahar sikki/kk) |
SANGATTA,KABARKALTIM.CO.ID- Para orangtua hendaknya lebih bijak memberi fasilitas seperti handphone (hp) kepada anak kesayangannya. Jangan sampai wujud cinta kasih terkesan berlebihan kepada buah hati, sehingga apapun fasilitas canggih yang diinginkan anak selalu dipenuhi karena secara ekonomi orangtuanya memang tergolong orang mampu.
Pengawasan dan sikap kehati-hatian bagi orangtua yang memiliki anak usia di bawah 17 tahun mutlak diperlukan. Apalagi di era modernisasi anak yang belum dewasa kalau bisa tidak perlu diberi fasilitas hp yang bisa mengakses internat. Dunia maya melalui jejaring sosial internet menggunakan hp bisa merusak mental anak bila salah mengakses informasi yang disajikan situs-situs menarik. Karena menggunakan hp canggih, informasi yang baik atau jelek (gambar atau video mesum) bisa diakses di internet,
"Pornografi rusak otak anak," kata Ketua Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara (YPPSB) Muthoriq dalam sambutan pelepasan kelas VI SD 3 YPPSB di Gedung Serba Guna, Komplek Perkantoran Bukit Pelangi, Senin (23/5/2016).
Bukti kecintaan orangtua terhadap anaknya yang belum dewasa jangan sampai salah arah. Karena bila anak usia di bawah 17 tahun mengakses informasi video porno di internet maka menurut hasil riset pakar kesehatan, anak tersebut mengalami rusak otak. Bahayanya kalau otak anak sudah rusak gara-gara mengakses pornografi, yaitu anak sangat lemah dalam membuat perencanaan berkualitas, serta sulit mengambil keputusan. Ini hanya salah satu dari lima dampak negatif bila anak mengakses informasi pornografi.
"Pornografi lebih bahaya daripada narkoba. Kalau narkoba secara medis hanya berefek buruh tiga dimensi, sedangkan pornografi berdampak buruk pada lima sendiri kehidupan. Untuk itu, cegah anak jangan sampai mengakses informasi yang belum saatnya dikonsumsi," imbuh Muthoriq.
Apabila anak membuka internet sebaiknya orngtua atau kerabat ikut mendampingi. Jangan sampai salah dalam mengakses informasi. Anak perlu diawasi jangan terlalu jauh mengakses informasi yang belum laik untuk diketahui.
Karena, kalau sudah pernah meng-klik icon mengakses pornografi di internet menggunakan laptop, komputer atau hp, di pikiran anak terukir suansana porno (otak mesum). Dan, bila ada icon pornografi yang belum diklik (dibuka) maka anak itu makin penasaran, dan terdorong untuk membuka yang belum pernah disaksikan (hal-hal baru). Kalau ini terjadi, rasa pengen tahu anak semakin menggila dalam mengakses informasi pornografi kadarnya semakin meningkat karena bersifat adiktif.
.
Bila ini dilakukan anak berulang-ulang, maka sudah pasti pada anak terbentuk skat-skat perpustakaan pornografi di otak atau kepala anak. Kalau diotak anak hanya diisi pornografi, kita bisa bayangkan bagaimana nasib anak itu kedepan, Anak itu titipan Tuhan, dan kelak anak itu diharapkan menjadi khalifah di muka bumi fanah ini. (ri)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar