BALIKPAPAN, KABARKALTIM.CO.ID-Banyak
masyarakat yang masih tidak memahami konsep gizi seimbang karena lebih mengenal
pola makan 4 sehat 5 sempurna. Padahal, konsep gizi seimbang ini sudah
diperkenalkan sejak tahun 2010 lalu. Lantas, apa perbedaan antara kedua konsep
tersebut?
Menurut dr. Ayuningtyas W,Sp.GK (Dokter Spesialis Gizi Klinik dari RSU Kanudjoso) bahwa dalam perkembangannya ternyata konsep gizi seimbang lebih tepat untuk mengatasi masalah gizi yang ada, terutama masalah kegemukan dan gizi kurang.
Menurut dr. Ayuningtyas W,Sp.GK (Dokter Spesialis Gizi Klinik dari RSU Kanudjoso) bahwa dalam perkembangannya ternyata konsep gizi seimbang lebih tepat untuk mengatasi masalah gizi yang ada, terutama masalah kegemukan dan gizi kurang.
“Memang
sejak dulu kita didoktrin tentang 4 sehat 5 sempurna, tapi sekarang lebih
lengkap lagi yaitu gizi seimbang,” kata dr. Ayu akrab dirinya disapa saat
menyampaikan paparannya dalam kegiatan talk show yang diadakan oleh Islamic
Global School Balikpapan baru-baru ini di Plaza Balikpapan Center.
Dirrinya
menyampaikan bahwa sejak awal tahun 1990-an para ahli gizi di dunia telah
menyadari bahwa konsep 4 Sehat 5 Sempurna sudah tidak sesuai lagi dengan
kondisi yang ada, mengingat kebutuhan tiap individu akan gizi sebenarnya
berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor. Misalnya saja tingkat aktivitas,
usia, serta kondisi khas seperti masa kehamilan, remaja, dan sebagainya.
Dalam konsep 4 sehat 5 sempurna lanjut dr. Ayu lebih menekankan susu sebagai
penyempurnanya dan menekankan pentingnya empat golongan makanan (karbohidrat
untuk tenaga, protein sebagai zat pengatur, lemak sebagai sumber energi,
vitamin dan mineral pada sayur serta buah-buahan berguna untuk pemeliharaan).
Padahal, susunan makanan tersebut belum tentu sehat tergantung pada porsi dan jenis zat gizinya sesuai dengan kebutuhan. Contoh, jika sebagian besar porsi pola makan kita terdiri dari sumber karbohidrat, sedikit protein, sedikit sayur dan buah sebagai sumber vitamin, maka pola makan tersebut dianggap tidak sehat.
Dr.Ayu pun menyampaikan bahwa prinsip gizi seimbang memiliki empat pilar utama, yaitu mengonsumsi makanan yang beraneka ragam, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menjaga berat badan ideal, dan pola hidup aktif.
Komposisi zat gizi seimbang yang dikonsumsi oleh tubuh setiap kali makan sebaiknya terdiri atas karbohidrat (55-60%), lemak (30%), protein (15%). Intinya adalah kita mengonsumsi beragam jenis makanan namun dalam jumlah yang tidak berlebihan. Atur jadwal makan sehari dengan 3 kali makan utama, 2 kali selingan dan susu cukup 2 kali, terutama untuk anak-anak.
Menjalankan pola gizi seimbang diharapkan bisa menjadi pertahanan dari dalam tubuh untuk menurunkan faktor risiko penyakit dan juga mencegah kekurangan gizi.
dr Ayu menyampaikan paparannya (andi/kabarkaltim) |
Padahal, susunan makanan tersebut belum tentu sehat tergantung pada porsi dan jenis zat gizinya sesuai dengan kebutuhan. Contoh, jika sebagian besar porsi pola makan kita terdiri dari sumber karbohidrat, sedikit protein, sedikit sayur dan buah sebagai sumber vitamin, maka pola makan tersebut dianggap tidak sehat.
Dr.Ayu pun menyampaikan bahwa prinsip gizi seimbang memiliki empat pilar utama, yaitu mengonsumsi makanan yang beraneka ragam, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menjaga berat badan ideal, dan pola hidup aktif.
Komposisi zat gizi seimbang yang dikonsumsi oleh tubuh setiap kali makan sebaiknya terdiri atas karbohidrat (55-60%), lemak (30%), protein (15%). Intinya adalah kita mengonsumsi beragam jenis makanan namun dalam jumlah yang tidak berlebihan. Atur jadwal makan sehari dengan 3 kali makan utama, 2 kali selingan dan susu cukup 2 kali, terutama untuk anak-anak.
Menjalankan pola gizi seimbang diharapkan bisa menjadi pertahanan dari dalam tubuh untuk menurunkan faktor risiko penyakit dan juga mencegah kekurangan gizi.
“Lebih baik
mencegah daripada mengobati dengan menerapkan pola hidup sehat dan menjalankan
pola gizi seimbang,” ujar ibu tiga anak ini yang juga bertugas di Rumah Sakit
Siloam Balikpapan.
Talk Show
yang mengambil tema “Pentingnya nutrisi dan gizi yang baik untuk ibu hamil,
menyusui dan manula” juga menghadirkan pembicara Dr. Triseno Adjie,Sp.OG
(Spesialis Kandungan dan Kebidanan) dan dr.Elsa Maimon,Sp.A (Dokter Spesialis
Anak). (are)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar