April 25, 2016

Warga Pangadan Datangi Kantor Bupati karena Lahannya Digarap Gunta Samba

Warga Pangadan tunngu hasil pertemuan di teras kantor bupati
SANGATTA,KABARKALTIM.CO.ID- Ratusan warga  transmigrasi Desa Pangadan Baru, Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur (Kaltim) mendatangi kantor bupati di Kawasan Bukit Pelangi, Sangatta, Senin (25/4/2016) untuk berjuang agar hak milik berupa tanah seluas 228 hektare tidak digarap lagi perusahaan  perkebunan kelapa sawit PT Gunta Samba.

Kedatangan warga Pangadan tersebut disambut Wakil Bupati Kasmidi Bulang. Tatap muka dilangsungkan di lantai 2 ruang kerja Wabup Kutim. Hingga berita ini ditulis, pertemuan upaya penyelesaian sengketa lahan kebun sawit itu masih dilangsungkan.

“Kami sejak Kamis duapuluh satu April duaribu enambelas datang di Mapolres untuk meminta kepada kepolisian agar tujuh rekan kami yang ditahan supaya dibebaskan. Masih baru dipanggil dimintai keterangan langsung ditahan,” keluh seorang pria bertubuh kurus yang namanya tidak mau ditulis.

Karena tak terima 7 orang rekannya itu ditahan kepolisian, lantaran melakukan panen sawit milik PT Gunta Samba. Padahal sesungguhnya, lahan itu adalah milik  warga transmigrasi asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), bukan tanah Gunta Samba. “Memang yang tanam bibit sawit di lahan itu adalah Gunta Samba. Tapi lahan itu, adalah lahan kami. Yang diberikan pemerintah sejak kami ikut transmigrasi sejak 1995 silam,’ ungkapnya.


Di lahan 228 haktare tersebut ditanami bibit sawit oleh Gunta Samba sekira antar tahun 2005 -2006 lalu. Padahal awalnya warga transmigrasi sejak 1995 di Pangadan sekira 60 kepala keluarga (KK) lebih sudah ada memang di situ. Sejak Gunta Samba masuk menggarap lahan transmigrasi, warga setempat sempat keberatan. Namun seiring waktu, masalah sengketa lahan tak kunjung usai hingga  begini jadinya.

Dari 60-an KK tersebut sudah ada yang pindah, dan masih ada pula yang tetap bertahan. Yang bertahan ini, sudah ada beranak cucu di situ. “Kami sudah lebih duapuluh tahun di sana (Pangadan,Red),” bebernya.

Warga Pangadan yang datang di kantor bupati, bukan hanya pria dewasa, tapi perempuan dewasa pun serta anak kecil ikut merasakan udara di Pusat Perkantoran Bukit Pelangi. Mereka datang bukan mau  unjuk rasa seperti di tayangan di televisi. Tapi mereka mengaku mewujudkan solidaritas sambil melihat-lihat gedung-gedung megah tanpa anarkis. (bahar sikki)


Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM