April 16, 2016

Akibat Kemarau Produksi Pangan Menurun

Melodi, S. PKP
SANGATTA, KABARKALTIM.CO.ID-   Sepanjang tahun hingga April 2016 dengan curah hujan tak menentu memaksa para petani   harus bersabar. Tanaman padi, jagung dan kedelai  mereka mengalami puso karena kekurangan air  akibat musim kemarau. Kepala Bidang Ketersediaan dan Kewaspadaan Pangan Badan Ketahanan Pangan Melodi, S.PKP  mengatakan, data tiga komoditi (padi, jagung dan kedelai) terhitung Januari- Maret 2016 secara detail belum rampung di tangannya.

“Saya kira hingga April sepanjang tahun 2016 ini, produksi pangan di Kutim alami penurunan,” kata Melodi ketika ditemui di kantornya, Senin (11/4/2016).

Penurunan produksi tiga jenis komoditi pangan tersebut diyakini  Melodi, terjadi di 18 wilayah kecamatan se-Kabupaten Kutai Timur (Kutim), provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).  Karena tahun 2015 silam saja, yang curah hujannya terbilang teratur, produksi pangan hanya surplus di beberapa kecamatan saja.

Produksi beras surplus di 6 dari 18 wilayah kecamatan se-Kutim, yakni Rantau Pulung, Karangan, Long Mesangat, Busang, Kaliorang, dan Kecamatan Kaubun. Produksi jagung juga surplus di 6 kecamatan, yakni Long Mesangat, Busang, Telen, Sandaran, Kaubun, dan Kecamatan Batu Ampar. Sedangkan produksi kedelai 2015 hanya surplus di Kecamatan Karangan. Artinya, kebutuhan pangan di Kutim masih banyak didatangkan dari daerah luar Kutim.

“Karena petani banyak gagal panen, maka sudah pasti pangan lebih banyak lagi didatangkan dari daerah lain masuk ke Kutim,” tukas Melodi.

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2015 jumlah penduduk Kutim sebanyak 413.508 jiwa dengan ketersediaan beras 32.673.130 kilogram. Sementara kebutuhan ketika tahun 2015 sebanyak 47.754.384,89 kilogram. Artinya, Kutim masih kekurangan 15.111.254,89 kilogram dengan asumsi  tiap orang mengkonsumsi 113 kilogram beras per tahun.

“Seratus tigabelas kilioram beras perkapita per tahun, ini secara nasional. Tapi kalau Kutim mungkin lebih tinggi sekira 115,7 kilogram per kepala tiap tahun,” terangnya.

Berikut, kebutuhan jagung 2015 sebanyak 2.124.810,86 kilogram dengan ketersediaan hanya 989.800 kilogram. Untuk memenuhi kebutuhan jagung di Kutim harus mendatangkan dari daerah lain sebanyak 1.135.010,89 kilogram. Begitu pula kedelai 90 persen kebutuhan didatangkan dari luar Kutim.  Karena ketersediaan hanya 268.000 kilogram, sementara kebutuhan kedelai jauh lebih besar.

“Kedelai merupakan bahan baku tempe dan tahu. Jadi meski belum banyak kedelai ditanam warga tani, namun kedelai tetap banyak diperlukan. Karena Kutim sukunya mayoritas  Jawa. Tempe dan tahu bukan hanya orang Jawa yang suka tapi suku lain pun banyak yang doyan,” jelas Melodi sesaat menyodorkan data pangan ke wartawan media ini.


Rincian, kebutuhan kedelai di 18 kecamatan, yakni Sangatta Selatan 252.810 kilogram, Bengalon 285.040 kilogram. Rantau Pulung 74.094 kilogram, Sangkulirang 150.703 kilogram, Karangan 98.940 kilogram, Kongbeng  168.030 kilogram, Muara Wahau 222.982 kilogram, Long Mesangat 53.166 kilogram, Busang 40.563 kilogram, Muara Ancalong 96.684 kilogram, Telen 73.903 kilogram, Muara Bengkal 122.705 kilogram kedelai, Teluk Pandan 126.460 kilogram, Kaliorang 98.954 kilogram, Sandaran 81.788 kilogram, Kaubun107.920 kilogram, Batu Ampar 44.649 kilogram, dan kebutuhan kedelai di Kecamatan Sangatta Utara sekira 939.263 kilogram tiap tahun. (bahar sikki)
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM