![]() |
Membangun sinergitas bersama untuk kelancaran kegiatan hulu migas (ist/kg) |
Hulu migas selain sebagai penghasil penerimaan negara, sektor ini memasok energi dan menggerakkan roda perekonomian dan mengembangkan sektor lain yang menunjang kegiatan hulu migas. Gangguan keamanan di daerah operasi hulu minyak dan gas bumi masih menjadi tantangan tersendiri bagi kontraktor kontrak kerja sama (Kontraktor KKS).
Faktor non-teknis gangguan keamanan menjadi salah satu penyebab operasional hulu migas terganggu. Guna memberikan kelancaran operasional hulu migas, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi (SKK Migas Kalsul) menggelar Forum Komunikasi Kesekuritian Kalsul Tahun 2021 yang mengambil tema “Strategi Manajemen Keamanan Obvitnas dalam Mendukung Ketahanan Operasional dan Kondusivitas Investasi Hulu Minyak dan Gas Bumi”.
Kegiatan ini digelar 23 - 24 November 2021 di Hotel Bluesky Balikpapan. Dimana kegiatan ini dihadiri oleh KKKS wilayah Kalsul serta SKK Migas Perwakilan lainnya. Forum ini menggandeng stakeholder pengamanan yakni TNI, Kepolisian, Kejaksaan Tinggi dan Badan Intelejen Negara (BIN) daerah sebagai narasumber.
Diungkapkan Kepala SKK Migas Perwakilan Kalsul yang mewakili Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Azhari Idris menyampaikan, produksi Perwakilan Kalsul saat ini menyumbang produksi 11 persen minyak dan 30 persen gas bumi untuk nasional. Ada 200 pengeboran tahun 2022, semuanya harus dikerjakan tanpa adanya gangguan.
“Perlu dukungan dari TNI dan Polri dalam mengamankan kegiatan hulu migas tersebut. Karena keahlian kami mencari dan memproduksi migas, tapi terkait pengamanan perlu sinergi dengan instansi lainnya,” harap Azhari.
Azhari mengakui koordinasi dan dukungan kemanan dari TNI dan Polri selama ini sudah baik. Namun mendatang diharapkan sinergi pengamanan pada kegiatan hulu migas lebih maksimal. Saat ini lanjut Azhari, ada target dari negara yang dibebankan pada SKK Migas dan KKKS yakni pencapaian produksi 1 minyak million BOPD dan gas 12 BSCFD. Pekerjaan ini tidak mudah namun terus diupayakan.
“Kami akan lebih agresif mencari sumber migas baru atau mengaktifkan
sumur yang telah ada. Namun gangguan nonteknis dalam pencapain target
tersebut membutuhkan pihak-ihak lainnya untuk membantu pencapaian
produksi tersebut”tegas Azhari.
Forum ini harap Azhari, ada sesuatu yang baru diperoleh bagi peserta
yang hadir. Ilmu dan informasi yang bermanfaat dari para narasumber
untuk diterapkan dalam mendukung pengamanan hulu migas. (*/da/kk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar