Khutan massal (baharsikki/kk) |
BONTANG,
KABARKALTIM.CO.ID-
Perusahaan plat merah PT. Pupuk Kaltim genap usia 42 tahun. Pada Hari Ulang
Tahun (HUT) perusahaan pabrik pupuk yang
berlokasi di Kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) merayakan dengan beragam
kegiatan sosial. Diantaranya, khitanan massal.
Tepat,
Minggu (22/12/2019) khitanan massal digelar di Klinik Dhuafa depan PasarCitra
Mas Loktuan. Ratusan anak laki muslim antrian ‘potong burung’ didamping orangtua masing-masing yang
dipraktik tim medis Rumah Sakit Pupuk Kaltim.
Kegiatan
sosial dalam mewujudkan kesehatan anak serta mendekatkan diri kepada Allah SWT
terselenggara berkat kerjasama PT Pupuk Medical Utama dengan Unit Pengumpul
Zakat (UPZ) Pupuk Kaltim.
“Dana
khitanan massal ini bersumber dari zakat karyawan perusahaan pupuk,” kata Ketua
panitia Nur Wachid di sela acara berlangsung, Minggu pagi.
Minat
warga dalam penguatkan akidah islam disambut antusias. Di saat pagi hujan
turun, tak menyurutkan semangat para peserta khitan serta panitia dalam
melaksanakan kegiatan keagamaan yang mungkin
hanya sekali dijalani seorang muslim semasa hidupnya.
Mereka
berbondong-bondong menuju arena khitan. Tiba di arena, peserta memperlihatkan
kartu undangan untuk absensi ditukar nomor antrian serta mendapat bingkisan berisi
snack, sarung, kopiah,celana khitan,
uang saku, sertifikat, foto, obat, serta baju gamis secara gratis. Usai
ganti pakaian, tiap peserta khitan diabadikan fotonya masing-masing.
Berikut, duduk di kursi tersedia sambil
menunggu panggilan giliran masuk bilik
khitan
Dalam
ruangan khitan berjajar ranjang pasien sebagai sarana medis guna memudahkan tim
dalam melakukan tugas mulia. Berbekal pengetahuan yang memadai tim dengan
lincah menggunakan peralatan medis yang sudah siap di atas meja.
Proses
khitan, pasien tak mengeluarkan darah saat burungnya dipotong. Pemotongan
dilakukan bukan menggunakan gunting, tapi pakai alat eletronik mirip solder
(penyambung elemen pada elektrik). Suasana ruang klinik peuh khidmat. Pasalnya,
bocah laki-laki ada yang merasa takut ‘ burungnya’ dipotong. Ada pasien teriak
histris saat tim medis sedang kerja ‘burungnya’ “sakit-sakit, sakitii.....” katanya.
Padahal
sebelum dipotong, tim medis lebih dahulu menyuntik bius lokal ke dalam “burung” demi menghilangkan rasa sakit. Tapi
lag-lagi rata-rata pasien tetap saja merintih kesakitan. Cucuran air mata
meleleh membasahi muka mereka. Spontan tangan pasien mengusap muka mereka yang
basah karena linangan air mata. Alhamdulillah satu kewajiban orangtua terhadap
buah hatinya sudah tuntas. Terima kasih kepada semua pihak atas suksesnya
khitanan. (baharsikki)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar