Setiap tahunnya sekitar Rp 6.000 triliun Kalimantan Timur memberikan pemasukan untuk bangsa.
Maka dalam menjalankan fungsinya
sebagai anggota DPR RI, utamanya fungsi pengawasan baginya sangat krusial.
Apalagi Komisi VII yang bermitra kerja dan membidangi dalam hal Energi,
Lingkungan Hidup dan Iptek adalah isu-isu yang sangat mendasar dalam kehidupan masyarakat.
“Banyak regulasi yang
memang perlu untuk diawasi, regulasi yang sudah kita sepakati bersama,”ungkap Ihwan-pria
yang dikenal ramah ini.
Banyak tantangan dalam mengerjakan
apa yang menjadi tugasnya sebagai wakil rakyat. Apalagi tempat asal dia,
Kalimantan Timur yang dikenal dengan hasil tambang, di antaranya adalah masalah
limbah. Maka, salah satu realisasi yang dilakukan dalam fungsi pengawasan adalah
dengan membentuk Panja (Panitia Kerja) Limbah. Selain itu dibentuk pula
panja-panja lainnya, seperti Panja Freeport, Panja Listrik, Panja Migas.
Diakuinya, ia selaku anggota panja, yang paling berkesan adalah ketika terlibat
di panja limbah, yang harus berhadapan langsung dengan perusahaan-perusahaan nakal
yang memproduksi limbah.
“Kita melakukan sidak, dan
di situ kita bisa lihat bagaimana amburadulnya pengelolaan limbah dari perusahaan
yang kita datangi. Utamanya pengelolaan limbah P3 (Penyisihan Parameter
Pencemaran). Ironisnya banyak perusahaan besar yang tidak mampu mengelola limbah
denganbaik,” paparnya.
Dengan dibentuknya panja tersebut,
Ihwan berharap baik mitra Kementrian Lingkungan Hidup yang memberikan izin limbah
dan memberikan regulasi, dapat menindakhal-hal yang telah ditemukan oleh Komisi
VII di lapangan. Hal ini bagi Ihwan merupakan hal yang tak bisa dibiarkan,
perlu ketegasan dalam pelaksanaannya.
Sebagai pengawas kinerja pemerintah,
Komisi VII mengawal banyak perusahaan milik negara (BUMN). Misalnya, Komisi VII
mengawal Blok Mahakam dan mendukung Pertamina yang mengambil alih. Dengan diambil
alihnya oleh perusahaan negara maka diharapkan pemerintah daerah pun dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya. Maka, saat hal
Blok Mahakam dikelola oleh Pertamina pemerintah daerah dan provinsi pun
mendapatkan fee 10%. Walau diakui, memang bukan hal yang mudah pengambilalihan
tersebut. Lagi-lagi keseriusan pemerintahlah yang memang sangat berperan besar dalam
hal ini. Begitu pun dengan Blok Masela dan lainnya, Komisi VII terus mengawal hingga
detik ini.
Dalam mengerjakan fungsinya sebagai wakil rakyat dari Kalimantan Timur, Ihwan mampu bersinergi dengan mitra kerjanya, salah satunya dengan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yakni memperjuangkan pemasangan Jaringan Gas (Jargas) untuk masyarakat Kalimantan Timur. Totalnya jika dihitung sudah mencapai sekitar 40 ribu sambungan jargas. Targetnya mencapai 100 ribu sambungan di tahun 2020.
Program lainnya yang dibuat untuk konstituennya juga salah satunya pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU). Jika dihitung, sudah seribu titik jalan yang dipasang PJU. Hal ini tentu sangat dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat di Kaltim. Tak sampai di situ, program membumi lainnya yang ia eksekusi adalah pembuatan sumur bor. Kebutuhan akan air bersih merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, untuk itu ia perjuangkan agar pembuatan sumur bor dapat tersalisasi. Hasilnya, ia telah hampir 400 Kepala Keluarga (KK) yang telah terbantu oleh adanya sumur bor tersebut.
Program lainnya adalah untuk membantu nelayan. Yakni konversi dari bahan bakar minyak ke Gas LPG, hal ini dilakukan agar lebih hemat dan ramah lingkungan. Belum lagi program bak sampah yang bersinergi dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain itu, Ihwan juga banyak menyosialisasikan program-program yang berkaitan dengan Iptek, seperti sinergi dengan LIPI, BAPETA dan lainnya.
Di bidang pendidikan, tak lupa
Ihwan juga turut menfasilitasi generasi muda Kaltim untuk dapat mengakses Beasiswa
Bidik Misi maupun PPA. Ia sangat senang karena banyak mahasiswa dari kalangan
yang kurang mampu dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi.
“Saya mengapreasiasi kepada mitra kerja yang banyak membantu, baik melalui dana CSR-nya dalam meningkatkan kehidupan masyarakat, tetapi di samping itu kami kawal terus bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan CSR-nya,” paparnya.
Selanjutnya bagi Ihwan,
hal yang paling berkesan selama bekerja di Komisi VII adalah karena kebersamaanya
sesame anggota walau dari berbeda fraksi dirasakan begitu kompak. Ia merasakan betul
bagaimana keakraban antara anggota terjadi, hubungan yang sangat harmonis dan saling
menghormati.
“Alhamdulillah kami di komisi VII kompak. Baik pimpinan komisi,
anggota dan fraksi-fraksi yang ditugaskan di komisiVII,” katanya.
Ihwan berharap ke depannya, atau generasi berikutnya di Komisi VII dapat terus melakukan kinerjanya dengan lebih baik, baik dalam menjalankan fungsinya sebagai pengawas, legislasi maupun anggaran. Ia tahu hal tersebut memang bukanlah hal yang mudah, utamanya terkait dengan pengawasan, karena pastinya akan selalu berbenturan dengan banyak hal di lapangan. Ia mendorong kepada siapa pun nanti yang menjadi pimpinan maupun anggota di Komisi VII untuk rajin-rajin turun ke lapangan.
“Banyak hal yang di meja tak
sesuai fakta di lapangan, maka untuki tu saya mendorong kepada pimpinan Komisi,
para anggota, rajin-rajinlah turun melihat regulasi yang disampaikan oleh mitra
kerj akita,” pungkasnya.
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar