Tiang Listrik roboh di Desa Martadinata, Kec. Teluk Pandan. (baharsikki/kk) |
SANGATTA,
KABARKALTIM.CO.ID- Bupati Ismunandar menyebutkan, Kabupaten
Kutai Timur (Kutim) memiliki luas 25.747,50 kilometer persegi dibagi
18 kecamatan dan 139 desa definitif, serta 2 kelurahan dengan jumlah
penduduk 435 ribu jiwa. Semua kecamatan sudah dialiri listrik. Tapi
warga yang bermukim di desa-desa masih ada yang belum menikmati
aliran listrik sebagai penerangan. Mereka di malam hari masih
menggunakan penerangan dari obor minyak (lentera).
“Desa-
desa di Kutim yang sudah dialiri listrik sudah mencapai sekira tujuh
puluh sampai delapan puluh persen. Berarti masih ada sekira 20 persen
desa yang belum ada listriknya,” kata Ismunadar ketika ditemui di
ruang kerjanya pada hari pertama masuk kerja pasca perayaan Idulfitri
1440 Hijriah.
Kecamatan
Sandaran, Busang dan Ancalong lanjut bupati Kutim, termasuk belum
semua desa-desanya dialiri listrik. Insya Allah kedepan semua desa di
dalam wilayah Kutim dialiri listrik.
Meskipun
dalam melaksanakan pembangunan khusus listrik, Pemkab Kutim tak
mungkin berkerja sendiri menghadapi tantangan dalam merealisasikan
dambaan masyarakat. Pembangunan listrik di pelosok bisa diwujudkan
bila semua pemangku kepentingan terlibat secara terpadu.
“Kalau
diesel biayanya mahal. Bagusnya komunal, ongkosnya murah dengan
energi terbarukan. Nanti dicari produk buatan Indonesia,” jelas
Ismunandar, Senin (10/6/2019).
Tiang tumbang listrik ketika hujan deras.Senin (3/6/2019) |
Karena
permukiman warga di desa, ada yang rumahnya berjauhan. Nah,
untuk pemasangan tiang perlu ada campurtangan investasi Pemkab.
Karena kalau PLN (Perusahaan Listrik Negara, Red) punya
hitung-hitungan ekonomis tersendiri dalam membangun jaringan listrik.
Misalnya,
di Tanjung Mangkaliat, Sandaran ada potensi air di sana bisa
dijadikan sumber energi. Di Pulau Miang, sebagian warga sudah
menikmati listrik komunal, sisanya akan ditambah. Berikut, di
Kecamatan Busang dan Ancalong ada jarak sekira lebih 100 meter
panjang kabel belum ada rumah di situ. Semua itu akan dibenahi
bertahap. Yang nyata di desa yang sudah ada listriknya. Ada yang
menyala hanya selama 6 jam sehari semalam. Ada yang menyala sampai 12
jam saja. Berari malam saja nyalanya. Tapi ada juga yang sudah
menyala 24 jam, sehari semalam. (baharsikki)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar