Penulis : Danang
Agung PMD KAHMI Balikpapan
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) baru saja mengecap
Miladnya yang ke-72. Begitu juga Kota Balikpapan yang sedang gegap gempitanya memeriahkan
hari jadinya yang ke-122. Di tengah podium Ketua HMI Cabang Balikpapan dengan gagahnya,
mengajak seluruh kader dan para alumni HMI yakni (KAHMI) untuk kembali mengingat-ingat
tujuan HMI didirikan.
Belum hilang dari ingatan penulis, kesederhanaan Milad
HMI yang penuh makna digelar, beberapa hari kemudian tersiar kader HMI
berkelimpangan tumbang dihantam kekerasan dalam aksi demo menuntut penyelesaian
hukum dan permasalahan Kota Balikpapan untuk
dituntaskan. Nampak pula Ketua HMI Balikpapan, tubuhnya lunglai, jatuh dalam bentrokan
saat itu.
Demo puluhan mahasiswa yang mengingatkan kita akan belum
berhentinya kasus korupsi di kota ini, dan mengajak elemen mahasiswa lainnya untuk
kembali bersuara mengingatkan lambannya penegakkan hukum kalau tidak ingin dibilang
mandul.Ya, hanya mahasiswa yang masih menggaungkan agar kasus korupsi itu segera
dituntaskan.
Demo yang diwarnai kekerasan dan jatuhnya korban dari mahasiswa ini sudah untuk
yang kesekian kali, terjadi di kota madinatul iman yang konon katanya nyaman dihuni.
Kekerasan menangani aksi demo sepertinya sudah menjadi jawaban tepat bagi penegak
hukum untuk meredam dan menghentikan suara mahasiswa dan HMI. Kepolisian sepertinya
tak memiliki solusi komunikasi dan negosiasi, bagaimana menentramkan pendemo
yang jumlahnya masih kalah jauh dari kesiapan alat dan jumlah personel pengamanan.
Jika dulu dengan dalih pelecehan, kini menggangu ketertiban
umum sebagai alasan. Namun kekerasan seolah tetap menjadi pembenaran untuk menghentikan
aksi mahasiswa yang sedang berjuang menuntut hukum dan keadilan. Segala kekuatan nyaris diturunkan, menghadapi
puluhan mahasiswa yang bermodalkan pengeras suara dan bendera organisasi mereka.
Salah satu dari berbagai organisasi ini, nampak HMI
yang selalu mengambil garis terdepan dalam menyuarakan kegelisahan masalah di
masyarakat. Kader-kadernya mengambil sikap tegas dan siap dengan risiko apapun saat
perjuangan sedang dilakukan.
Memulai bentrokan pastilah bukan tujuan utama dilakukan
dalam menyampaikan perjuangan, namun jika hal itu harus terjadi pasti kader HMI
siap mempertahankan diri tak pernah surut dan berhenti.
Kekerasan bukanlah jawaban dalam menyudahi aksi mahasiswa
dan HMI. Bentrokan bukanlah cara-cara HMI mengapresiasi ketika tuntutan tak terpenuhi.
Sehingga bagi pihak-pihak aparat keamanan perlulah mencari strategi solusi dan
komunikasi dalam menangani penyampaian pendapat serupa di lain hari.
Menonjolkan kekuatan fisik dan kekerasan bukan cara-cara kepolisian dalam menanggulangi
aksi. Kepolisian dituntut kian humanis bukan pencipta dan memulai anarkis.
Milad HMI ke-72 ini, menjadi intropeksi pula bagi kader-kader
HMI, khususnya di Balikpapan. Bentrokan dan kericuhan dengan jatuhnya korban
yang mewarnai setiap aksinya sudah mulai dicermati. Namun bukan berarti kritik harus
berhenti. Apalagi menurunkan tensi kritik pada pelaku korupsi dan pemerintah kota
yang dituntut untuk terus berbenah dalam melayani masyarakatnya.
Atau kritik pada penegak hukum yang lamban, terseok dan
tertatih dalam setiap menangani kasus-kasus korupsi.
Jika jatuhnya korban kader-kader HMI pada peristiwa turun
ke jalan menuntut penegakan hukum dilakukan harus terjadi. Ini adalah konsekuensi
dari nilai-nilai kebenaran yang kadang harus diuji. Dalam setiap tindak kebaikan
kadang ada tindakan-tindakan menghadang yang ingin melemahkan perjuangan. Dalam
sejarah perjuangan HMI, benturan dan bentrokan dengan penegak hukum dan
penguasa bukanlah hal baru.
HMI menyadari konsekuensi itu sebagai dinamika dan pernik-pernik
pembentukan jati diri kader.
Sehingga mungkin jatuhnya korban beberapa kader HMI
dalam tindakan represif kepolisian lalu, merupakan kado pembuka dalam Milad HMI
ke-72. Itu sebagai pertanda mengingatkan, masih tangguhkah intelektual kader
yang diaktualisasikan melaluigerakan tetap tegar ketika ancaman kekerasan pihak
luar menjadi momok harus dihadapi. Tetaplah berjuang pada garis kebenaran,
Yakin Usaha Sampai. (*)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar