Januari 30, 2019

Operasi Saraf No 9 Gangguan Saraf Langka


Kesakitan Luar Biasa, Makan dan Minum Selalu Muncrat Keluar Mulut

·    
    
KELAINAN saraf 9 jarang terdengar! Bahkan termasuk kasus langka di dunia. Bagi pasien penderita gangguan saraf sembilan atau disebut dengan glassopharyngeal neuralgia (GN), maka dia menderita kesakitan luar biasa di sekitarbatang kerongkongan leher, sakit saatmenelan, mengecap dan minum.

“Waduh kalau sudah sakitnya datang. Bagian sekitar leher ini kayak disetrum! Cleng...cleng! Sakitnya sekali. Tidak jarang tiba-tiba air mata ini meleleh, padahal saya tidak menangis tetapi menahan sakit luar biasa,” kata Ny Dewi Pratiwi, 53, warga Depok, Jawa Barat, pekan lalu.

Perempuan ini mengaku didera sakit luar biasa ketika terkena gangguan saraf nomor sembilan, “Jadi, saat gangguan datang, maka setiap makanan yang saya masukan ke mulut selalu otomatis keluar. Seperti tersemprot keluar,” katanya memberi penjelasan.

Bukan hanya itu, saat mengenang rasa sakit itu, Ny Dewi sepertinya memutar kembali sebuah mimiburuk siksaan dan penderitaan yang luar biasa,” Jika sudah rasa sakitnya, saya pun tidak mau bicara. Karena setiap ucapan yang keluar dari mulut saya ini menghasilkan kesakitan luar biasa. Jadi, saya harus diam menutup mulut,” tambahnya.


Untuk mengurangi buka mulut, Imam Bahtera, 63, suaminya dalam berkomunikasi terpaksa menggunaan tulisantangan, “Ya terpaksa, supaya istri saya tidak semakin kesakitan. Saya tulis di kertas, lalu istri menjawab juga dengan tulisan. Karena memang kesakitan jika bicara,” tegasnya.

Bukan cuma itu, kehidupanya sehari-hari menjadi sangat tersiksa, tidak mampu beraktivitas normal. Bahkan cenderung menutup diri, karena merasa malu menahan rasa sakit, “Jika sakit datang, maka saya masuk kamar mengunci diri. Tidak mau diganggu atau berakivitas menjauh dari orang-orang di rumah,” tutur Nu Dewi. Dia juga terpaksa menghnidar dari tetangganya, karena saat tiba-tiba sakit datang maka menjadi pemandangan tak enak dilihat orang.

Penderitaan itu sudah dirasakannya selama enam tahun. Persoalan utamanya adalah makan dan minum. Badannya kurus kering, karena memang mulutnya menolah menerima makanan dan menuman. Terpaksa dia menggunakan selang untuk sekadar memasukkan bubur atau minum susu ke kerongkongannya agar makanan dan minuman itu tidak tiba-tiba menyembur keluar.

Untuk mengatasi persoalannya itu, Ny Dewi dan keluarganya sudah mendatangi begitu banyak dokter dan ahli kesehatan di Indonesia, “Saya sudah datangi para ahli THT, saraf dan para ahli di Jakarta ini. Saya juga meminta bantuan ke penyambuhan alternatif, tetapi dia memang dokter kupuntur yang baru ulang dari luar negeri. Saya diterapi, tetapi juga hanya bisa mengurang rasa sakit sesaat saja. Jarum dicabut, asa sakit datang kembali, tifak sembuh-sembuh,” tuturnya.

Juga pernah dirujuk ke dokter ahli, disarankan agar muut saya dikuret, “Ya berdarah-darah. Juga beberapa gigi saya dicabut. Terakhir karena ada gigi yang kuat dicabut, mulut saya diganjal. Karena terlalu lebar tahan saya sampai tak bisa menutu. Beruntung ada yang membant menekan kembali, sehingga mulut saya bisa tertutup,” kata Ny Dewi mengenang upaya mencari kesembuhan penyakitnya yang menyiksa dirinya itu.

“Sudahlah pokoknya saya pasrah saja kepada Allah SWT, jika ada dokter yang mau operasi ya saya siap operasi. Asal penyakit saya ini bisa disembuhnya,” tegasnya. Ada seorang dokter setelah melakukan MRI menyebutkan bahwa Ny Dewi menderita trigiminal neuralgia (TN) atau gangguan saraf No. 5, “Disarankan agar dioperasi. Saya siap saja, tetapi dokternya bila hanya bisa dibuka saja tetapi tidak bisa mengatasi,” katanya.

Ternyata jalan menuju kesebuhan ituterbuka, ketika seorang dokter gigi yang tidak lain adalah adik Ny Dewi membawa brosur terbitnya Community Brain and Spine Surabaya (CBSC), dalam brosur itu disebutkan bahwa Comphrenhensive Brain and Spine Center Surabaya menangani kasus-kasus penderita saraf mulai dari otak, batang leher, tulang belakang. Termasuk menangani gangguan saraf yang diderita pasien yang mengalami gangguan sataf nomor 9.

“Saya baca di brosur itu, ciri-ciri yang saya rasakan sama seperti yang tertera dalam brosu. Sudah saya dan suami langsung ke  CBSC untuk mencari kesembuhan. Alhamdllilah kok bisa bertemu dr M. Sofyanto, Sp.BS,” tegasnya.

Masuk  ruang periksa, dr. Sofyanto menyebutkan bahwa Ny Dewi Pratiwi mederita gangguan saraf no. 9, “Gangguan saraf sembilan termasuk kasus langka. Jarang terjadi, tetapi ini menimpa Ny Dewi,”kata Sofyanto ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis pekan lalu di ruang kerjanya.

Bagaimana sakit ini menimpa seseorang? “Tidak diketahui penyebabnya, tetapi biasanya sama dengan saraf 7 misalnya penyebab wajah perot. Atau saraf no. 5 yang disebut dengan trigimiminal neuralgia (TN) kesakitan separuh wajah. Ini semua terjadi karena terjadi perlengkean antara pembuluh darah dengan saraf. Istilah gampangnya korsleting antara saraf dengan pembuluh darah di otak. Jika saraf tertekan oleh pembuluh darah itulah sakitnya datang,” katanya dokter yang sudah melakukan operasi kepada 1001 orang pasien penderita gangguan saraf .

Dokter M. Sofyanto Sp.BS menghilang beban sakit penderita pasien saraf no. 9, sama dengan operasi yang dilakukan untuk saraf 7 dan 5 menggunaan matode keyhole surgery, yatu teknik bedah saraf mikro hanya dengan luka sayat berdiameter 1 cm saja di atas tengkuk.

“Jadi bagaimana? Ibu kena gangguan saraf no sembilan. Jadi maunya bagaimana ini?” tanya dokter Sofyan.

“Ya saya minta disembuhkan dok!” jawab Ny Dewi Pratiwi. Satu-satunya jalan lewat operasi bedah saraf. Dewi pun bahkan bukan hanya ingin operasi, tetapi agar bisa dioperasi secepatya. Kebanyakan pasien datang takut dioperasi, maklum ini operasi ini adalah operasi sangat njlimet, karena menyangkut saraf yang berada tengkuk.

“Tapi saya nekad dan siap bahkan lebih 100 persen siap dioperasi. Saya ingin sembuh,” kata Ny Dewi. Keesokan harinya, opeasi dilaksanakan. Semua aktivitas operasi yang dilakukan oleh dr M. Sofyan Sp.BS, bisa disaksikan langsung oleh keluarga atau kerabat pasien.

“Jadi saya bisa menyaksikan lewat CCTV yang ada di ruang keluarga, sambil berkomunikasi dengan dokter Sofyan yang menjelasan tentang proses operasi itu dari awal hingga akhir,” kata Imam Bahtera yang ketika itu mengantar istrinya melakukan operasi di Surabaya.

Kini setelah menjalani operasi menggunaan teknologi keyhole surgery, maka perlengketan antara saraf 9 dengan pembuuh darah di kepala Ny Dewi Pratiwi bisa diatasi, hanya membutuhkan waktu operasi dua jam bisa menghilangkan derita meneksa selama enam tahun. (priyo suwarno)




Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM