Joko Widodo saat membuka Jambore Bela Negara FKPPI di Ragunan, Jakarta |
"Ancaman yang kita hadapi adalah perang modern yang dikenal sebagai proxi-war, dengan menggunakan kekuatan-kekuatan dari dalam negeri sendiri. Yang kita hadapi kebebasan tanpa batas, ancaman radikalisme dan terorisme, tindakan intoleransi serta merebaknya politik identitas dalam jagad kehidupan politik kita," ujar Bamsoet dalam sambutan pembukaan Jambore Bela Negara Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI), di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, Jumat (7/12/2018).
“Kalau beliau cinta kepada FKPPI, rasanya kurang elok kalau FKPPI tidak cinta kepada beliau. Jadi, kalau ada pihak-pihak yang mengkait-kaitkan Bapak Jokowi dengan isu PKI, kita wajib membelanya, sanggup,”?
Disambut gemuruh tepukan tangan para peserta Jambore. Mana Papua? Mana Aceh? Siap? Dijawab siap! oleh peserta sambil mengepalkan tangan.
“Saat ini kita juga patut bangga, bahwa ada diantara kita, yaitu Bapak Jokowi anggota kita, anggota kehormatan FKPPI, maju kembali di pertarungan Pilpres 2019. Untuk itu kita satukan barisan. Kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau tidak sekarang, kapan lagi,” ujar Bamsoet.
Kita, lanjut Bamsoet tidak perlu menunggu matahari terbenam, di ufuk barat atau menunggu matahari terbit, di ufuk timur untuk menyatakan tekad. “Mari Berjuang! Lebih cepat lebih baik. Yakinlah, bersama kita pasti bisa," tegas Bamsoet.
Jambore Bela Negara FKPPI ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Sejumlah pejabat negara turut hadir dalam acara tersebut, antara lain Menhan Ryamizard Ryacudu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menko Polhukam Wiranto serta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Mensos Agus Gumiwang.
Sebagai Ketua Penyelenggara, Bamsoet yang juga Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memaparkan, Jambore Bela Negara FKPPI diikuti sekitar 1.350 kader dari seluruh Indonesia. Mereka akan mendapatkan wawasan tentang ideologi Pancasila beserta ATHG-nya (Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan), wawasan kebangsaan, masalah pertahanan dan keamanan serta latihan fisik dan keprajuritan.
"Usai mengikuti jambore, para peserta akan mempunyai ketahanan ideologi, ketahanan wawasan dan mental serta ketrampilan dalam bela negara. Mereka akan menjadi agen bangsa yang setia terhadap NKRI, menyuburkan perdamaian, dan menguburkan permusuhan," tutur Bamsoet.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini meneguhkan, melalui Jambore Bela Negara, FKPPI ingin menggelorakan kembali semangat bela negara kepada setiap warga. Jangan sampai bangsa Indonesia terlena dengan berbagai bentuk ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan kehidupan bangsa dan negara.
"FKPPI akan terus memantapkan wawasan kebangsaan, wawasan kenegaraan, dan wawasan kejuangan. Sosialisasi empat pilar kebangsaan tidak boleh berhenti, yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indoneia dan Bhinneka Tunggal Ika. Itulah sebabnya, kami menyelenggarakan Jambore Bela Negara FKPPI ini," terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menuturkan sebagai bagian dari 'anak kolong', dirinya dan seluruh kader FKPPI sejak kecil sudah diajarkan tentang nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, cinta persatuan dan kesatuan, serta cinta Pancasila dan NKRI. Bagi FKPPI, Pancasila dan NKRI adalah harga mati.
"Darah kami adalah darah perjuangan. Siapapun yang ingin berupaya merusak persatuan dan kesatuan bangsa, mengoyak-ngoyak kebhinekaan, melawan Pancasila serta mengancam NKRI, maka kami akan berada di barisan terdepan untuk melawan mereka," tegas Bamsoet.
Legislator Partai Golkar dari Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini juga mengajak seluruh kader FKPPI mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo. Terlebih Presiden Joko Widodo merupakan Anggota Kehormatan FKPPI.
"Kita harus terus mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo. Majunya kembali Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019 merupakan bagian dari perjuangan FKPPI menjamin terus tegaknya NKRI. Mari kita dukung bersama," pungkas Bamsoet. (*/ki)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar