Tulisan Menko Luhut Binsar
Pandjaitan yang diposting di akun FB : @luhutbinsar.pandjaitan pada 28 November
2018
SAYA pernah ditugaskan di tempat
yang kata orang ‘pohon pun tidak akan tumbuh di situ’. Sebuah ungkapan yang
menggambarkan sulitnya karier seorang tentara bertumbuh selama bertugas di
sebuah badan bernama Pusat Persenjataan Infantri (Pussenif) di Kota Bandung.
Tahun 1996-1997 saya bertugas
sebagai Komandan di situ, setelah sebelumnya sempat menjadi Wakil Komandan. Dan
anggapan itu terbukti tidak benar karena karier saya sampai hari ini masih
bertumbuh.
Bagaimana bisa? Itulah yang saya
sebut sebagai mistery of life. Di mana kita semua punya suratan hidup
masing-masing. Mungkin ada kalanya kita merasa ditempatkan pada posisi yang
tidak semestinya. Tapi yakinilah bahwa ada blueprint/rancangan Tuhan untuk masa
depan kita, sehingga kita tidak perlu risau.
Nikmati hari-harimu dan bekerjalah
saja sebaik-baiknya, seperti yang saya lakukan dulu. Selain itu ada satu
prinsip yang selalu saya pegang: loyalitas.
Apapun yang terjadi, saya tetap
loyal pada atasan, loyal pada kesatuan dan loyal pada NKRI. Saya tidak pernah
mengkhianati teman saya, saya tidak pernah mengkhianati atasan saya, dan saya
tidak pernah mengkhianati sumpah saya sebagai tentara di Lembah Tidar yaitu
Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
Demikianlah titipan pesan saya
sebagai seorang yang lebih senior kepada 510 orang perwira yang hadir di acara
Apel Danrem Dandim Terpusat 2018 pada Senin lalu di Pussenif. Saya senang bisa
kembali ke sana, setelah 21 tahun berlalu.
Ekonomi Indonesia dan Anggaran TNI
Ekonomi Indonesia dan Anggaran TNI
Kepada mereka saya juga menyampaikan
keadaan ekonomi Indonesia yang terus bertumbuh. Jika pada tahun 2000 kita
berada di peringkat 24, maka pada 2017 kita berada di peringkat 16 dunia.
Kondisi ini akan terus membaik
karena sekarang Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang baik dengan
pertumbuhan yang sehat, inflasi yang rendah, menurunnya tingkat kemiskinan dan
rasio gini, dan didukung dengan pengolahan kebijakan fiskal yang penuh
kehati-hatian.
Situasi ini akan membawa dampak luas
pada generasi 10 tahun ke depan, sepanjang kita bisa menjaga denyut
perkembangan ekonomi kita sekarang dengan kinerja yang transparan, profesional,
terintegrasi.
Terkait hal tersebut, TNI memiliki
peran yang penting dalam implementasi strategi pembangunan Indonesia. Selain
fungsi pertahanan dan keamanan, TNI juga ikut berperan dalam membantu
implementasi program pembangunan seperti pertanian dan dana desa.
Oleh karena itu peningkatan anggaran
TNI menjadi fokus penting pemerintah. Peningkatan secara gradual akan dilakukan
sesuai dengan pertumbuhan pendapatan pemerintah. Saat ini 0,9 % PDB telah
dialokasikan untuk belanja pertahanan. Harapan kita, ke depannya angka ini akan
terus ditingkatkan hingga mencapai ideal seiring dengan peningkatan pajak.
Penerimaan pajak sendiri
berkontribusi terhadap 83,1% penerimaan negara. Dengan reformasi fiskal,
perpajakan 2019 diproyeksikan naik dengan tax ratio 11% sampai 12%. Dengan
perubahan ini, secara rasional anggaran untuk TNI dapat bertambah menjadi Rp
150-200 T dalam 2-4 tahun ke depan.
Anggaran tersebut akan dialokasikan
untuk peningkatan kesejahteraan, pendidikan, dan persenjataan dengan membangun
industri pertahanan dalam negeri.
Untuk mendukung rencana pemerintah
tersebut, stabilitas mutlak diperlukan. Maka menurut saya salah satu peran
penting TNI adalah untuk menjaga stabilitas nasional dengan tetap mengedepankan
netralitas.
Perintah Presiden
Demi menciptakan stabilitas,
Presiden Jokowi sebagai Panglima Tertinggi telah memerintahkan TNI-AD untuk
melakukan 3 hal. Perintah ini disampaikan di hari dan forum yang sama di
Pussenif.
Yang pertama, menyangkut isu PKI.
Presiden memerintahkan supaya unsur-unsur teritorial baik itu Babinsa,
Danramil, Dandim, Danrem, sampai pada para intelijen TNI-AD melakukan
penelitian di bawah, mencari kebenarannya. Kalau ditemukan bahwa PKI masih ada,
maka harus diindentifikasi dengan jelas di mana lokasinya, berapa besar, apa
ancamannya, dan apa mitigasi yang akan dilakukan.
Yang kedua menyangkut isu invasi
buruh China. Presiden meminta unsur-unsur TNI-AD untuk melihat apakah jumlah
buruh asing masih dalam batas kewajaran. Seperti di kawasan industri Morowali,
di mana dari 29.000 tenaga kerja yang dipekerjakan terdapat 2.900 buruh asing.
Jumlah itu masih wajar mengingat besarnya industri yang menyumbang pajak Rp 1,7
triliun untuk Indonesia. Tapi kalau sampai ada puluhan ribu, ratusan ribu, atau
jutaan buruh asing, itu sama sekali tidak boleh terjadi.
Yang ketiga, mengenai radikalisme. Presiden meminta agar dapat dirumuskan langkah-langkah untuk memberantas radikalisme dari Indonesia supaya tidak merusak NKRI.
Ada satu lagi masalah yang belum disampaikan oleh Presiden, tapi sangat penting untuk ditangani, yaitu narkoba. Poin keempat ini saya tambahkan mengingat setiap harinya sekitar 30-50 orang di Indonesia meninggal karena narkoba. Menurut saya, narkoba ini lebih berbahaya dibandingkan terorisme.
Yang ketiga, mengenai radikalisme. Presiden meminta agar dapat dirumuskan langkah-langkah untuk memberantas radikalisme dari Indonesia supaya tidak merusak NKRI.
Ada satu lagi masalah yang belum disampaikan oleh Presiden, tapi sangat penting untuk ditangani, yaitu narkoba. Poin keempat ini saya tambahkan mengingat setiap harinya sekitar 30-50 orang di Indonesia meninggal karena narkoba. Menurut saya, narkoba ini lebih berbahaya dibandingkan terorisme.
Untuk semua tugas di atas, Presiden meminta agar pada Januari 2019 sudah ada laporan secara berjenjang kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) dan kemudian KSAD melaporkan kepada Presiden.
Dalam laporan tersebut, Presiden juga meminta supaya semua jajaran TNI AD untuk betul-betul menceritakan fakta sejujurnya. Prinsipnya, katakanlah benar jika itu benar, dan katakanlah salah jika itu salah.
Melalui perintah-perintah tersebut, Presiden juga mengingatkan bahwa TNI merupakan soko guru/pilar persatuan kesatuan nasional. Dengan peran tersebut, maka sudah seharusnya TNI menjaga NKRI sekaligus menjaga dirinya sendiri dari kontaminasi berbagai macam ideologi yang merusak NKRI dan upaya adu domba yang memecah belah bangsa.
Akhir kata, saya mengucapkan selamat bekerja prajurit-prajurit TNI. Selamat bekerja keras wahai para penjaga NKRI. Peganglah teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, Sapta Marga dan Sumpah Prajuritmu. (*)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar