Haidir Effendi |
Dirut Haidir Effendi mengakui, tantangan ke depan jauh
lebih berat dari sebelumnya, dan kondisi ini pula yang
dialami PDAM Kota Balikpapan. Diakui, selama 5 tahun ke depan
merupakan tantangan bagi ketiga Direksi PDAM Kota Balikpapan (2015 – 2019), dan
ini menjadi tongkat estafet yang harus berkelanjutan dalam membangun PDAM Kota
Balikpapan itu sendiri dalam kontiniunitas pengadaan air bersih kepada masyarakat
Balikpapan.
Kantor PDAM Kota Balikpapan (net) |
Haidir menambahkan, untuk kebutuhan dan ketersedian air baku, PDAM
Kota Balikpapan masih menunggu berfungsinya Waduk Teritip yang merupakan tambahan sumber air baku selain 75 % dari Waduk Manggar.
"Memang tidak lah mudah
menyelesaikan pembangunan Waduk Teritip sendiri karena terhambatnya proses
pembebasan tanah pada saat itu. Kemudian hambatan lain yang juga pemicu
turunnya kapasitas produksi, yaitu disebabkan
rusaknya beberapa sumur bor sebagai sumber air tanah, menurunnya efektivitas infrastrutur, ditambah kondisi jaringan PDAM yang usianya cukup
lama," beber dia.
'Hambatan lain juga yaitu perkembangan kota secara fisik seperti pembangunan prasarana
jalan dan drainase yang tidak dibarengi adanya utilitas yang tersedia, sehingga
jaringan pipa distribusi PDAM yang sudah tertanam terpaksa harus dipindahkan,
sementara penempatan untuk pemindahan jaringan pipa tersebut tidak disiapkan
dan terbatas, apalagi saat ini 60 % pipa PDAM terletak di badan jalan, di
trotor dan di bawah drainase, sedangkan 30 % berada di bawah pondasi bangunan rumah atau bangunan
lainnya,".
Masih kata Haidir, yang tidak bisa dipungkiri adalah kondisi topografi Kota Balikpapan
80% adalah perbukitan dan lembah, itu semua menambah panjang daftar kendala dan problema yang dihadapi PDAM Kota Balikpapan.
"Sisi lain,
permintaan
akan kebutuhan air bersih terus meningkat. Ini,
tidak mampu diimbangi dengan ketersediaan kebutuhan air baku
yang memadai. PDAM, sejauh ini praktis hanya mengandalkan
sumber air baku dari Waduk Manggar (air permukaan) dan sumber air tanah," tegasnya.
PDAM Balikpapan sudah mencanangkan Program Pengembangan Peningkatan Pelayanan, usulan yang sudah direncanakan
adalah mengejar pembangunan IPAM (Instalasi Pengolahan Air Minum) di Kelurahan
Teritip.
"Alhamdulillah Pemerintah Kota dan Pemerintah Pusat sangat mendukung melaksanakan
Pembangunan IPAM Teritip oleh Satker PSPAM
(Pengembangan Sistem Penyedia Air Minum)," jelas Haidir.
Dari penelusuran media ini, hal di atas sejalan dengan apa yang disampaikan Dr Ir M Basuki Hadimuljono MSc selaku Menteri PUPR, di Jakarta, belum lama ini.
“Bendungan Teritip akan pasok tambahan air baku 250 liter/detik bagi Kota Balikpapan,” demikian penjelasan dari Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang pada akhir tahun 2016 telah menyelesaikan
pembangunan Bendungan Teritip, di Provinsi Kalimantan Timur.
Bendungan yang
dimulai pembangunannya sejak tahun 2014 tersebut memiliki luas genangan 94,80
hektare dengan kapasitas 2,43 juta meter kubik. Saat ini bendungan dalam tahap
pengisian atau inpounding dan ditargetkan dapat segera beroperasi tahun ini.
Salah satu manfaat utama dari bendungan tersebut yakni menambah pasokan air
baku Kota Balikpapan sebesar 250 liter/detik dari saat ini sebesar 1.000
liter/detik yang dipasok dari Bendungan Manggar. Kebutuhan air baku Kota
Balikpapan sendiri mencapai 1.600 liter/detik.
"Bendungan memiliki dua
pompa, dimana satu pompa sebagai pompa cadangan. Air dari bendungan dialirkan
menggunakan pompa ke PDAM," tutur Basuki.
Guna mendukung pemanfaatan
bendungan tersebut pada tahun 2017 ini juga tengah dilaksanakan pembangunan
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Teritip di atas lahan seluas 5 hektare yang akan
rampung pada tahun 2018. Selain berasal dari Bendungan Teritip sebesar 250
liter/detik, air baku bagi IPA Teritip juga akan dipasok dari Embung Aji Raden
sebesar 150 liter/detik ke depannya.(*/benny)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar