SANGATTA, KABARKALTIM.CO.ID- Kurangnya sarana dan
prasarana memadai di
Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Pemprov. Kaltim membuat
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat belum mengetahui jumlah produksi
ikan hasil tangkapan para nelayan sepanjang tahun 2017. Selama ini hasil
tangkapan nelayan di wilayah Kutim lebih banyak disuplay ke Bontang.
![]() |
Ikan Kutim. |
“Jumlah produksi ikan, tidak bisa diukur kalau di pasar-
pasar. Jumlah produksi ikan bisa diketahui hanya di TPI atau tempat pelelangan
ikan,” kata Kepala DKP Nur Ali dalam rapat koordinasi dipimpin bupati Kutim di
ruang Meranti, Kantor Bupati Bukit Pelangi, pekan keempat November 2017.
Nur Ali menjelaskan, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang
ada di Kenyamukan itu yang dibangun Pemprov. Kaltim bukan TPI. Fungsi PPI
dengan TPI itu berbeda. TPI Kenyamukan yang dekat dengan PPI belum memadai
karena di sana belum tersedia pabrik es batang, juga sarana layanan Bahan Bakar
Minyak (BBM). Sementara TPI di Sangkulirang sana belum memiliki fasilitas representatif seperti mengadakan
air bersih, listrik dan sebagainya.
Sehingga anjuran Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti terkait masyarakat gemar makan ikan, sebenarnya di Kutim sudah
berjalan. Hanya saja, volume ikan yang dikonsumsi warga dalam satu bulan, bagi
DKP belum tahu persis berapa jumlahnya. “Karena TPI Kutim belum berfungsi
sebagaimana yang diharapkan,” bebernya.
Kendala yang dihadapi DKP Kutim sengaja diungkap Nur Ali
dalam pertemuan penting, agar kedepan menjadi perhatian Pemkab dalam melakukan
pembenahan. Di usia Kutim 18 tahun, dan sebagian wilayah termasuk pesisir.
Sudah barang tentu sangat diperlukan adanya TPI. Dari 18 kecamatan se-Kutim,
terdapat 7 kecamatan wilayah pesisir dengan panjang pantai sekira 52 kilometer.
Yaitu, Teluk Pandan, Sangatta Selatan, Sangatta Utara, Bengalon, Kaliorang,
Sangkulirang dan Sandaran. (baharsikki)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar