SANGATTA,
KABARKALTIM.CO.ID- Tim
Pendamping Minum Obat Tubercolosis ( PMO TB) Kecamatan Sangatta Utara,
Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur bertandang di Yayasan
Pendidikan Advent guna mensosialisasikan kepada insan didik cara tepat mencegah
penyakit TB.
Untuk
mencegah penyakit TB, sebaiknya biasakan diri berprilaku hidup bersih.
Membiasakan diri hidup bersih niscaya badan selalu sehat. Itulah pengkalan
kalimat yang dilontarkan para tim PMO TB di hadapan murid SD Advent Sangatta
Utara, Jumat (25/8/2017).
Ketua
PMO TB Sangatta Utara Jevita bersama Wakil Ketua PMO TB Nurul menyatakan,
penyakit TB adalah jenis penyakit yang sangat membahayakan kesehatan manusia.
Untuk itu, TB bisa dicegah sejak dini melalui prilaku hidup bersih dan sehat. “Antusias anak-anak luar biasa. Baru kali ini
saya sosialisasi, para murid semangat sekali. Itu tampak pada sesi tanya
jawab,” kata Jevita dengan bangga.
Adapun
tanda-tanda orang terserang kuman TB, di antaranya, batuk-batuk lebih dari 2
pekan lamanya. Badannya pada malam hari berkeringat, demam, sesak napas, serta
nafsu makannya menurun. “Kalau batuk sebaiknya, mulut ditutup. Biar aman dari
penularan penyakit,” urai Jevita di ruang kelas Yayasan Pendidikan Advent,
Pinang Dalam, Sangatta Utara.
Tim PPTI Sangatta Utara Sosialisasikan Tobercolosis. (baharsikki/kk) |
Tim
PMO TB usai memaparkan materi sosialisasi pencegahan TB pada murid SD Advent,
tim gabungan dari Puskesmas Sangatta Utara diwakili Elis, pengurus Perhimpunan
Pemberantasan Tubercolosis Sangatta Utara, PT KPC serta simpatisan lainnya. Tim
peduli kesehatan itu menyempatkan pula membagi-bagikan tambahan minuman susu
dari sponsor Morinaga kepada murid SD Advent.
“Sebelumnya,
Kami tim PMO TB sudah melakukan sosialisasi di SD Negeri 10, dan di SD Negeri
06 Sangatta Utara,” tambah Nurul diiyakan Nirma.
Kepala
SD Advent Merry menyambut baik adanya sosialisasi cara mencegah TB. Pasalnya,
sosialisasi penyakit TB baru pertama kali digelar di sekolahnya. “Ini bagus
sekali. Sangatta bermanfaat bagi kami. Karena anak-anak diberitahu secara
detail tentang bahaya penyakit TB dan cara mencegahnya.
Memang
terkait kesehatan lanjut Merry, muridnya yang berjumlah 110 orang itu juga
diajarkan tentang pendidikan kesehatan. Tapi ajaran kesehatan melalui kurikulum
sekolah hanya umum saja. Kalau sosialisasi TB ini lebih detail disampaikan pada
anak sekolah. Sebaiknya, kegiatan serupa kalau bisa digelar paling tidak tiap
semester atau tiap tahun. (bahar sikki)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar