
Panglima Kumbang yang dipenuhi tato di sekujur tubuhnya itu tampak
mengenakan pakaian khas adat Dayak Kalimantan, terlihat ramah dan
sumringah saat menyapa di hadapan sejumlah organisasi kemasyarakatan
(ormas) dan organ relawan cinta NKRI dan Pancasila.
Panglima Kumbang: "Sebagai masyarakat adat kita harus menjaga kekerabatan antar kebudayaan Indonesia yang berbeda-beda, agar tetap punya jiwa nasionalis dan menjaga Kebhinekaan Tunggal Ika."
Setelah disambut sejumlah ormas dan organ relawan, Panglima Kumbang
kemudian dijamu makan malam bersama dengan masakan tradisional khas
Minahasa. Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi ringan tentang
pentingnya menanamkan semangat cinta NKRI dan Pancasila.
Panglima
Kumbang menuturkan, agama adalah suatu keyakinan yang harus
bersama-sama dikembalikan sepenuhnya kepada pemeluk agama itu
masing-masing. Jangan ada yang merasa agamanya paling benar.
"Sebagai masyarakat adat kita harus menjaga kekerabatan antar kebudayaan
Indonesia yang berbeda-beda, agar tetap punya jiwa nasionalis dan
menjaga Kebhinekaan Tunggal Ika," tegas Panglima Kumbang mengingatkan.
Lebih lanjut, Panglima Kumbang mengecam tindakan anarkis dan radikalisme yang marak terjadi belakangan ini.
"Kita harus bisa mengambil sikap arif dan bijaksana agar jangan sampai
terjadi kericuhan sara. Jangan mudah terprovokasi dan terlibat dalam
politik. Kita bersama-sama harus menjaga NKRI dan Pancasila," ujar
Panglima Kumbang kembali mengingatkan.
Sementara itu, Jodi Cross
Ante menyampaikan rasa terima kasihnya atas kunjungan Panglima Kumbang
dan kehadiran beberapa ormas serta organ relawan.
"Selamat datang
kepada Panglima Kumbang, ketua-ketua ormas dan organ relawan lainnya.
Pertemuan ini untuk memperkuat semangat Pancasila dan NKRI," singkat
Jodi.
Educardo Panjaitan menambahkan, kebersamaan dalam
keberagaman seluruh tokoh masyarakat adat dan elemen masyarakat harus
diperkuat untuk menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila. Jika ada
ormas yang tidak menginginkan NKRI dan Pancasila, menurut Edo sapaan
akrab Educardo, bisa dipastikan bahwa mereka (ormas) diragukan sebagai
warga negara Indonesia.
"Kalau ada ormas yang bertindak radikal dan ingin menggantikan Pancasila, sebaiknya jangan tinggal di Indonesia," kecam Edo.
Untuk itu, ormas dan organ relawan harus lebih intens membangun
kebersamaan dengan ormas-ormas dan organ relawan lainnya untuk mengawal
tegakknya NKRI dan Pancasila.
"Kita sangat berkepentingan
membangun sinergitas dan keterlibatan dari seluruh organisasi kepemudaan
serta masyarakat untuk meredam tindakan radikalisme dan terorisme.
Terutama ormas yang tidak cinta NKRI dan Pancasila," kata Edo.
Selanjutnya, Panglima Besar Laskar Adat Manguni Indonesia Andy Rompas
dan Ketua Umum Garda Manguni Andre Warouw sependapat dengan himbauan dan
ajakan Panglima Kumbang Dayak Kalimantan.
"Bicara adat budaya
nusantara itu mengajak kita untuk tetap merasa bangga dengan adanya
keberagaman adat budaya di Indonesia. Kita juga harus bangga terhadap
Pancasila dan NKRI," pinta Andy Rompas.
"Kita satukan visi untuk
tetap memegang teguh Pancasila dan NKRI. Indonesia adalah kita,
Pancasila adalah kita. Marilah kita tetap menjaga persatuan dan kesatuan
di NKRI," tutup Andre Warouw.
Kunjungan
Panglima Kumbang ini juga dimeriahkan dengan atraksi penyambutan oleh
Pasukan Kabasaran Minahasa yang dipimpin oleh Ketua Team Manguni 86 Jodi
Cross Ante yang juga sebagai penggagas dan mediator pertemuan tersebut. (*\maxor)
[Berita ini telah dimuat sebelumnya di hariandeteksi.com]
[Berita ini telah dimuat sebelumnya di hariandeteksi.com]
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar