Mei 25, 2017

Pemanfaaan Air Laut Kurangi Laba PDAM

    

Haidir Effendi
BALIKPAPAN, KABARKALTIM.CO.ID-Rencana pemanfaatan air laut sebagai bahan baku tengah diseriusi PDAM Balikpapan. Kendati demikian, nantinya dipastikan harus ada subsidi terhadap harga jual air. Ini otomatis akan mengurangi laba bersih perusahaan PDAM. 


Direktur Utama PDAM Balikpapan Haidir Effendi membenarkan hal tersebut. Ini lantaran harga air nantinya yang cukup mahal, kisaran Rp 15 ribu per meter kubik. Makanya perlu subsidi silang agar bisa dijangkau masyarakat dengan harga di bawah Rp 10 ribu per meter kubik. Kendati demikian, hal ini disebut sudah menjadi risiko PDAM. 

“Sebab, PDAM tak melulu berorientasi pada profit atau keuntungan. Melainkan juga berupaya untuk terus meningkatkan pelayanan,” kata Haidir, Selasa (23/5/2017). 


Proyek ini sendiri sudah melalui uji publik kajian kelayakan (feasibility study). Kemudian Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) telah mengeluarkan beberapa rekomendasi. Di antaranya memberikan saran agar PDAM lebih mendalami kajian risiko dalam pelaksanaan proyek desalinasi air laut yang diprakarsai oleh PT Inti Sukses Bersama (ISB) tersebut.

"Kami memang belum pelajari lagi. Akan tetapi saran BPPSPAM tetap akan kami tindak lanjuti dan tentu saja baik untuk kami sebagai second opinion kami dalam menjalankan proyek desalinasi air laut ini," tambahnya.

Haidir mengatakan PDAM selaku pihak yang nantinya paling bertanggung jawab dalam hal pendistribusian air kepada pelanggan sangat berhati-hati. Terutama dalam mengkaji tahapan persiapan sebelum memutuskan ke dalam tahapan proyek. Salah satunya mengenai kajian risiko.

Menurutnya, PDAM menginginkan adanya kepastian dari pemrakarsa, yakni PT ISB dalam hal keberlanjutan suplai air. Agar jangan sampai terhenti di tengah jalan pada saat sudah dilaksanakan. "Jangan sampai 2-3 tahun berjalan tiba-tiba mandek. Padahal kami sudah terlanjur memasok air ke pelanggan. Nah ini yang kami ingin tetapkan terkait jaminan risikonya," ucapnya.

PDAM pun saat ini masih melakukan hitung-hitungan harga yang ideal untuk dipasarkan. Mengingat, penentuan harga ini harus disesuaikan dengan kebutuhan di masa yang akan datang. Tidak mungkin harga air saat ini sama dengan harga tahun 10 tahun kemudian. Itulah yang harus diproyeksikan dari sekarang.

Dia tidak ingin adanya kerja sama ini nantinya malah akan menggerogoti kemampuan finansial PDAM yang sudah berjalan dengan sistem konvensional yang sudah ada. "Makanya kami akan terus mengkaji bersama-sama dengan mereka (PT ISB) untuk mengetahui kajian risikonya seperti apa. Apakah PDAM rugi atau tidak dalam kerja sama ini," ungkapnya.

Soal subsidi yang harus ditanggung PDAM adalah, berdasarkan margin (selisih) antara harga jual dari investor ke PDAM dengan harga yang dijual PDAM ke pelanggan. “Kami tetap harus memasukkan biaya risiko pendistribusian kepada pelanggan semisal terjadi kebocoran atau gangguan distribusi. Itu semua kan kami yang handle bukan perusahaan rekanan nantinya," tambah Haidir.

Terkait dengan skema subsidi silang yang nantinya diberlakukan. Haidir menyebut area pelayanan pipa distribusi PDAM Balikpapan tercampur mulai dari industri, hotel dan ada pelanggan sosial. Maka rasanya sulit apabila harus mengalirkan air hasil desalinasi air laut secara dipisah. 

"Nah, pelanggan sosial ini kan mampu bayar hanya Rp 4 ribu saja per meter kubik. Sedangkan kita kan tetapkan harga Rp 15 ribu. Rasanya kan enggak mungkin kita charge pelanggan tersebut segitu. Pasti kita hanya kenakan tarif sesuai kemampuan mereka saja kan," ujarnya memberikan penjelasan.

Meski subsidi akan mengurangi laba, hal itu tak menjadi soal. Makanya dia betul-betul mempertimbangkan hal tersebut dengan memenuhi kuantitas atau ketersediaan air dulu sebelum mulai jalan menggarap proyek.

Dia juga berujar, jika pun hal yang ditakutkan seperti tiba-tiba pada saat pelaksanaan perusahaan pemrakarsa ternyata harus stop di tengah jalan. Haidir mengatakan sebenarnya hal tersebut tidak terlalu berdampak banyak.

"Desalinasi air laut ini kan sebenarnya nanti bukan jadi sumber air utama kami. Sejelek-jeleknya kalau tidak berjalan kan kami masih bisa memenuhi kebutuhan air dengan suplai dari Waduk Teritip dan Embung Aji Raden nantinya," tutupnya. (*/beny)
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Follow Kami

NEWS UPDATE

POPULER

INFO LOWONGAN KERJA

JADWAL PENERBANGAN BANDARA SAMS SEPINGGAN BALIKPAPAN

INFO CUACA KALTIM