Haidir Effendi |
Direktur Utama PDAM Balikpapan Haidir
Effendi membenarkan hal tersebut. Ini lantaran harga air nantinya yang cukup
mahal, kisaran Rp 15 ribu per meter kubik. Makanya perlu subsidi silang agar
bisa dijangkau masyarakat dengan harga di bawah Rp 10 ribu per meter kubik.
Kendati demikian, hal ini disebut sudah menjadi risiko PDAM.
“Sebab, PDAM tak melulu berorientasi pada profit atau keuntungan. Melainkan juga berupaya untuk terus meningkatkan pelayanan,” kata Haidir, Selasa (23/5/2017).
“Sebab, PDAM tak melulu berorientasi pada profit atau keuntungan. Melainkan juga berupaya untuk terus meningkatkan pelayanan,” kata Haidir, Selasa (23/5/2017).
Proyek ini sendiri sudah melalui
uji publik kajian kelayakan (feasibility study). Kemudian Badan
Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) telah mengeluarkan
beberapa rekomendasi. Di antaranya memberikan saran agar PDAM lebih mendalami
kajian risiko dalam pelaksanaan proyek desalinasi air laut yang diprakarsai
oleh PT Inti Sukses Bersama (ISB) tersebut.
"Kami memang belum pelajari
lagi. Akan tetapi saran BPPSPAM tetap akan kami tindak lanjuti dan tentu saja
baik untuk kami sebagai second opinion kami dalam menjalankan proyek
desalinasi air laut ini," tambahnya.
Haidir mengatakan PDAM selaku pihak
yang nantinya paling bertanggung jawab dalam hal pendistribusian air kepada
pelanggan sangat berhati-hati. Terutama dalam mengkaji tahapan persiapan
sebelum memutuskan ke dalam tahapan proyek. Salah satunya mengenai kajian
risiko.
Menurutnya, PDAM menginginkan
adanya kepastian dari pemrakarsa, yakni PT ISB dalam hal keberlanjutan suplai
air. Agar jangan sampai terhenti di tengah jalan pada saat sudah dilaksanakan.
"Jangan sampai 2-3 tahun berjalan tiba-tiba mandek. Padahal kami sudah
terlanjur memasok air ke pelanggan. Nah ini yang kami ingin tetapkan terkait
jaminan risikonya," ucapnya.
PDAM pun saat ini masih melakukan
hitung-hitungan harga yang ideal untuk dipasarkan. Mengingat, penentuan harga
ini harus disesuaikan dengan kebutuhan di masa yang akan datang. Tidak mungkin
harga air saat ini sama dengan harga tahun 10 tahun kemudian. Itulah yang harus
diproyeksikan dari sekarang.
Dia tidak ingin adanya kerja sama
ini nantinya malah akan menggerogoti kemampuan finansial PDAM yang sudah
berjalan dengan sistem konvensional yang sudah ada. "Makanya kami akan
terus mengkaji bersama-sama dengan mereka (PT ISB) untuk mengetahui kajian
risikonya seperti apa. Apakah PDAM rugi atau tidak dalam kerja sama ini,"
ungkapnya.
Soal subsidi yang harus ditanggung
PDAM adalah, berdasarkan margin (selisih) antara harga jual dari investor ke
PDAM dengan harga yang dijual PDAM ke pelanggan. “Kami tetap harus memasukkan
biaya risiko pendistribusian kepada pelanggan semisal terjadi kebocoran atau
gangguan distribusi. Itu semua kan kami yang handle bukan perusahaan
rekanan nantinya," tambah Haidir.
Terkait dengan skema subsidi silang
yang nantinya diberlakukan. Haidir menyebut area pelayanan pipa distribusi PDAM
Balikpapan tercampur mulai dari industri, hotel dan ada pelanggan sosial. Maka
rasanya sulit apabila harus mengalirkan air hasil desalinasi air laut secara
dipisah.
"Nah, pelanggan sosial ini kan
mampu bayar hanya Rp 4 ribu saja per meter kubik. Sedangkan kita kan tetapkan
harga Rp 15 ribu. Rasanya kan enggak mungkin kita charge pelanggan
tersebut segitu. Pasti kita hanya kenakan tarif sesuai kemampuan mereka saja
kan," ujarnya memberikan penjelasan.
Meski subsidi akan mengurangi laba,
hal itu tak menjadi soal. Makanya dia betul-betul mempertimbangkan hal tersebut
dengan memenuhi kuantitas atau ketersediaan air dulu sebelum mulai jalan
menggarap proyek.
Dia juga berujar, jika pun hal yang
ditakutkan seperti tiba-tiba pada saat pelaksanaan perusahaan pemrakarsa
ternyata harus stop di tengah jalan. Haidir mengatakan sebenarnya hal tersebut
tidak terlalu berdampak banyak.
"Desalinasi air laut ini kan
sebenarnya nanti bukan jadi sumber air utama kami. Sejelek-jeleknya kalau tidak
berjalan kan kami masih bisa memenuhi kebutuhan air dengan suplai dari Waduk
Teritip dan Embung Aji Raden nantinya," tutupnya. (*/beny)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar