Oleh: Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan |
(Tulisan ini telah diedit seperlunya, -red*)
KABARKALTIM.CO.ID, Balikpapan - Saya senang membaca banyak komentar, baik yang
positif maupun kadang negatif terhadap pemerintahan sekarang. Tentu
semua komentar merupakan masukan yang baik untuk mendukung pemerintahan
dan kemajuan NKRI yang kita cintai bersama. Begitulah Luhut Binsar Pandjaitan membuka sapaan awal melalui tulisannya kepada teman-teman grup "Old Soldier Group" di WhatsAppGroup (WAG).
Pada kesempatan ini
ijinkan saya berbagi kepada Anda sekalian tentang apa yang sedang
terjadi di pemerintahan. Saya berharap penjelasan ini paling tidak dapat
memberikan sedikit gambaran terhadap apa yang kami lakukan.
Banyak nada-nada negatif tentang pemerintahan ini misalnya mengenai
tenaga kerja asing (Tiongkok) ideologi komunisme, penguasaan sumber daya
alam Indonesia, investasi Tiongkok yang berlebihan di Indonesia,
serbuan orang Tiongkok yang masuk illegal di Indonesia, dsb.
Semua permasalahan tersebut kami amati dengan cermat. Saya dapat
meyakinkan teman-teman sekalian karena saya telah menggunakan wewenang
yang diamanahkan kepada saya, untuk memeriksa langsung kebenarannya di
lapangan.
Sebagai Menko, saya memiliki dan menggunakan berbagai
instrumen untuk melakukan pengecekan terhadap setiap analisa-analisa
atau pendapat-pendapat yang beredar di masyarakat. Saya sudah
mengirimkan tim khusus untuk terjun langsung ke tempat masalah. Saya
juga berkomunikasi dengan beberapa Kapolda terkait, selain juga
melakukan pengecekan kepada BIN. Dalam hal tertentu, bahkan saya sendiri
yang melakukan pengecekan ke lapangan.
Dari semua rangkaian
pemeriksaan tersebut, kami tidak menemukan bukti-bukti yang membenarkan
isu-isu negatif yang saya sebutkan di bagian awal penjelasan ini.
Sehingga dapat kami simpulkan bahwa sebagian besar isu-isu negatif
tersebut, sangatlah tidak benar.
Saya menyadari bahwa pemerintah
tentu tidak juga 100% benar dalam segala hal. Dalam memimpin dan
melaksanakan proses pembangunan ini tentulah masih ada kekurangan di
sana-sini. Maka dari itu, masukan dari teman-teman sekalian tetaplah
kami butuhkan. Tapi tentu semua masukan dapat kita sampaikan dengan arif
dan bijaksana, karena kita tumbuh dewasa dengan didikan untuk
melaksanakan tugas dengan tetap menjaga kehormatan korps.
Saya
sendiri bersedia menerima dan memfasilitasinya. Bila teman-teman
sekalian menemukan hal-hal yang dirasa aneh yang terjadi di luar, maka
silakan langsung menghubungi saya.
Saya juga ingin membagikan
kepada teman-teman tentang Presiden Jokowi yang saya kenal sejak lebih
dari 10 tahun yang lalu. Saya sendiri menyaksikan bahwa Beliau tidak
berubah, masih tetap dengan hidupnya yang sederhana.
Saya bisa memastikan, baik anak dan istri beliau tidak terlibat bisnis
dan kedudukan apapun di pemerintahan. Beliau berani membuat keputusan
dan berani bertanggung jawab. Beliau bekerja keras, mulai dari tataran
makro sampai detail, dengan tetap melakukan pengecekan. Itulah yang
mendorong saya untuk bekerja secara keras membantu Beliau, karena saya
percaya akan membawa kebaikan untuk NKRI yang kita sama-sama impikan.
Saya mungkin salah satu perwira yang beruntung memiliki cukup banyak
pengalaman di pemerintahan. Pengalaman ini membuat saya dapat
membanding-bandingkan beberapa model kepemimpinan, dengan tidak maksud
menjelekkan siapapun. Tetapi saya lihat pemerintahan saat ini memiliki
peluang yang sangat besar membawa Indonesia menjadi negara yang maju.
Saya percaya dan senang bahwa teman-teman sampai saat ini masih
memberikan perhatian yang begitu besar untuk kemajuan NKRI, yang sudah
kita bela dan jaga dengan segenap jiwa dan nyawa, sejak kita dulu
sebagai perwira mengucapkan sumpah kita untuk tetap setia terhadap NKRI.
Sekarang pada usia yang beranjak senja ini, saya mengajak kita semua
untuk sekali-sekali menengok ke masa lalu, dimana kita beberapa puluh
tahun lalu berada di lembah Tidar, mengucapkan Sapta Marga dan Sumpah
Prajurit dengan penuh semangat, kesadaran bahwa itu yang terbaik utk
menjaga NKRI. Saya percaya, jiwa itu masih hidup di relung hati kita
yang paling dalam. Karena "old soldiers never die, they just fade away!"
Sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo mulai berjalan tampaknya negara
ini sudah sangat maju dalam berdemokrasi, berbagai pihak kembali saling
berjabat tangan seakan-akan menandakan rivalitas di negara ini sudah
berakhir, jabat tangan antara pemerintahan baru dan pemerintahan lama
merupakan penyerahan estafet pemberian tugas dari pemerintahan SBY
selama 10 tahun kepada pemerintahan baru Presiden Joko Widodo.
Banyak masyarakat tidak menyadari bahwa sejak awal pemerintahan Presiden
Joko Widodo bergulir ada pihak-pihak yang selalu mengganggu
pemerintahan ini membangun negara ini, hal ini dibuktikan dengan adanya
pihak-pihak yang menjaga panasnya "bara" dihati pendukung pihak yang
sakit hati.
Berbagai gangguan-gangguan itu selalu diluncurkan
agar menutup mata masyarakat akan prestasi-prestasi pemerintah dalam
membawa negara ini untuk lebih baik.
Upaya-upaya pengganggu ini
nyata dan bergerak senyap, para pengganggu tampaknya sudah tidak sabar
lagi untuk muncul ke permukaan dan menggulingkan pemerintahan Joko
Widodo, menunggu sampai waktu 5 tahun adalah waktu yang sangat lama bagi
mereka.
Nasib baik sedang berpihak pada mereka, ada jalan masuk
untuk mereka untuk beraksi di dunia nyata, kasus Ahok adalah jalan mulus
yang akan membawa mereka untuk merealisasikan niat-niat jahat makar,
Ahok bukanlah tujuan utama mereka karena target besar mereka adalah
melengserkan Joko Widodo, hal ini bisa kita lihat dengan kasat mata.
Gagal Kudeta 4 November dilanjutkan 25 November. Sakit hati karena upaya penggulingan pada 4 November lalu membuat
pihak-pihak yang sudah merencanakan makar semakin sakit hati, tak
tanggung-tanggung pihak ini rela merogoh kantong lebih dalam untuk
suplai dana lebih besar agar Aksi pura-pura damai bisa sukses
menggulingkan pemerintahan saat ini.
Lalu Siapa Pihak Yang Berniat Melengserkan Jokowi?
ADA 3 KELOMPOK yang sangat ingin menggulingkan pemerintahan Joko Widodo, adapun pihak-pihak tersebut adalah:
1. Pihak-Pihak Yang Takut Terjerat Hukum
Seperti kita ketahui, pemerintah Jokowi melakukan bersih-bersih sembari
menggencarkan pembangunan di Negara ini, dalam upaya bersih-bersih
tersebut banyak orang-orang yang merasa terancam akan terjerat hukum
karena mereka sudah berbuat jahat di masa lalu, mereka yang dengan rakus
menghisap dana negara dengan berbagai trik untuk menumpuk kekayaan.
Manuver Jokowi membuat pihak-pihak berdosa tersebut ketar-ketir, mereka
membangun koalisi jahat dan rela memberikan suplai dana besar-besaran
untuk berdemo menggulingkan pemerintahan Jokowi, hanya dengan
menggulingkan Jokowi-lah yang dapat menyelamatkan mereka dari
jerat-jerat hukum rapat yang dibangun Joko Widodo.
Menggulingkan Jokowi adalah pertaruhan besar oleh kelompok ini, hanya ada dua pilihan Jokowi tumbang atau mereka yang tumbang.
2. Pihak-Pihak yang "Kekeringan" Tidak Bisa Korupsi
Korupsi adalah budaya elit yang mendapatkan kedudukan bukan rahasia
lagi, bukti korupsi membudaya di berbagai lini di negara ini dibuktikan
dengan banyaknya para koruptor yang ditangkap oleh KPK mulai dari kelas
teri sampai kelas kakap.
Para koruptor yang rela berinvestasi
besar-besaran untuk mendapatkan kursi jabatan di negeri ini, investasi
besar-besaran mereka terancam gagal balik modal karena pemerintahan Joko
Widodo sangat ketat dalam penggunaan dan pegawasan anggaran.
Paceklik berjamaah dialami oleh kelompok ini karena aksi-aksi Jokowi
menutup yang bocor, bocor dan bocor sangat efektif untuk membuat para
tikus kelaparan.
Tak mau mati kelaparan, para tikus-tikus busuk ini mulai menggigit perlahan-lahan untuk merobohkan Pemerintah saat ini.
3. Orang-Orang Yang Ingin Membangun NKRI Berdasarkan Agama
Radikalisme dan separatisme dengan alasan agama bukanlah hal baru di
negeri ini, bahkan pentolan kelompok ini berani lantang tidak mengakui
Pancasila yag merupakan dasar dari Negara ini.
Kelompok radikal
ini sudah menunjukkan upaya-upaya mereka untuk menguasai negara ini dan
membuat negara ini sesuai dengan paham mereka anut, kelompok ingin
sukses menguasai negara ini seperti apa yang dilakukan oleh kelompok
sejenis kelompok ini yang sukses menggulingkan pemerintahan seperti
Mesir dan Turki.
Lalu Modus Apa Yang Mereka Pakai?
Kelompok-kelompok di atas memiliki satu tujuan utama dan mendesak yaitu
menggulingkan presiden Joko Widodo, kesamaan misi ini membuat ketiga
kelompok tersebut bahu membahu agar target mereka tercapai.
Berikut modus yang dipakai adalah sebagai berikut:
Membangun Konflik SARA ala Kerusuhan 98 dengan Sasaran Etnis Cina
Isu ini dianggap paling berpeluang membuat negeri ini rusuh,
menciptakan kerusuhan besar-besaran adalah upaya memecah konsentrasi
Polri dan TNI dalam menjaga keamanan negara ini.
Kelompok-kelompok ini berupaya mengadu domba antara masyarakat pribumi dan masyarakat keturunan dari etnis tertentu.
Berikut bukti bahwa ada kelompok yang membangun opini negatif dan
menancapkan kebencian terhadap Etnis Cina, di dunia maya banyak website
yang mungkin jumlahnya menyampai angka ratusan untuk menghembus
propaganda adu domba menyasar Etnis Cina.
Upaya yang sangat masif
ini bergulir menjadi bola salju, kebencian yang sudah tertanam tadi
akan diledakkan dengan aksi penyerangan suatu kelompok kepada etnis
Cina, kelompok pemicu inilah yang akan menyulut kerusuhan dalam skala
besar di berbagai daerah di Indonesia, upaya tersebut sangat jelas saat
kerusuhan di Penjaringan 4 November lalu, beruntung polisi dan TNI dibantu masyarakat yang pro keBhinekaan sukses memadamkan pemicu ini.
Gambar serta video adalah bukti kecil yang membuktikan ada
gerakan dan upaya yang sangat masif dan dikerjakan dengan sangat
terstruktur, berita-berita hoax yang membawa etnis-etnis Cina adalah
faka nyata yang terjadi, upaya-upaya busuk tersebut terkonfirmasi dengan
adanya propaganda anti Cina yang diluncurkan dengan coretan-coretan di
berbagai tempat menjelang Aksi demo 4 November lalu.
Berupaya Memancing Kudeta Militer
Setelah operasi 4 November gagal total, kelompok-kelompok ini berusaha
untuk mengadu domba antara TNI dengan Presiden, berbagai propaganda
disebar mulai dari pujian setinggi langit kepada Panglima TNI Gatot
Nurmantyo cocok menggantikan Joko Widodo sebagai presiden hingga
menghembuskan isu Panglima TNI yang akan dicopot oleh Presiden karena
membela umat Islam.
Pergerakan menyebarkan propaganda ini
disebarkan di berbagai sosial media, bahkan banyak anggota TNI aktif
sempat termakan isu penggantian Panglima ini, kekecewaan terhadap
presiden terbentuk di internal TNI, kekecewaan terhadap presiden sempat
diungkapkan oleh beberapa anggota TNI pada akun sosial media Facebook.
Aksi-aksi adu domba ini sudah tercium oleh Panglima TNI, sang
Panglima sadar banyak bawahannya sudah termakan propaganda-propaganda
ini, pada 8 November Panglima TNI memerintahkan melalui surat edaran
kepada seluruh jajaran TNI yang dipimpinnya untuk menyaksikan acara
Indonesia Lawyer Club.
Melalui acara tersebut panglima dengan
cerdas mematahkan upaya adu domba berbagai pihak yang mencoba memecah
belah TNI, pihak-pihak yang mengadu domba TNI dengan panglima tertinggi
dalam hal ini Presiden Jokowi dan upaya-upaya mengadu domba antara TNI
dengan Polri.
Dengan lantang Panglima TNI Jenderal Gatot menutup acara tersebut dengan pernyataan tegas: "LEBIH BAIK SAYA MENJADI TUMBAL DEMI KEBHINEKAAN DARIPADA SAYA BERNIAT MENJADI PRESIDEN"
Pernyataan tegas inilah yang memusnahkan upaya-upaya adu domba
membenturkan TNI dengan berbagai pihak. Pernyataan inilah yang membuat
TNI kembali merapatkan barisan untuk mnghadapi pihak-pihak yang berniat
memecah Kebhinekaan untuk kepentingan kelompok mereka.
Demikian
ulasan ini kami buat, alasan utama kami membuat ulasan ini adalah untuk
membuka mata kita bahwa negara ini sedang dipecah belah oleh
orang-orang dan kelompok-kelompok yang ingin mencapai keinginan mereka.
Ayo kita bersama kita teriakkan dengan lantang! Kami Masyarakat Indonesia yang diikat dengan Bhineka Tunggal Ika
TIDAK TAKUT pada kalian yang ingin merusak KeBhinekaan kami, semakin
kalian berupaya merusak Kebhinekaan kami maka semakin kuat juga kami
bersatu dalam KeBhinekaan ini
Catatan penutup dari penulis: Silahkan Sharing tulisan ini pada
akun Sosial Media Anda, tunjukkan pada si pemecah belah bangsa ini bahwa
kita ada dan tidak akan kalah dengan propaganda.
Editor: Max Oroh*
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar