Bangunan yang hancur akibat pertempuran antara pasukan khusus Irak dan kelompok IS di Mosul, Irak. [Foto: Reuters] |
KABARKALTIM.Co.Id, Baghdad – Kelompok Islamic State (IS) - [lebih sering disebut ISIS -red.] mendapat perlawanan sengit dari pasukan
khusus Irak di kota Mosul. Pasukan khusus Irak melancarkan serangan besar pada Senin (9/1/2017) malam waktu setempat dan mulai merebut
kota Mosul dari IS yang sudah menguasainya sejak beberapa bulan lalu.
Pasukan khusus Irak terdiri dari kelompok elit Counter Terorisme
Service (CTS) dan pasukan gabungan dari militer Irak, militer Amerika
Serikat, dan kelompok Kurdi memulai serangan di Mosul pada Jumat (6/1/2017).
Pada Senin (9/1/2017), Pasukan CTS mulai merebut wilayah timur laut
dekat Universitas Mosul. Sementara itu pasukan gabungan serta pasukan
koalisi AS memberikan dukungan lewat tembakan roket dan serangan udara.
Sedangkan pasukan dari kelompok IS membalas serangan dengan mortir dan
penembak jitu.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa warga sipil mulai menghindari
daerah konflik, namun ada banyak juga warga sipil yang kembali ke rumah
mereka setelah daerah tersebut berhasil direbut pasukan khusus Irak.
Pasukan khusus Irak saat ini sudah merebut sebagian besar wilayah di
Mosul timur dari kelompok IS sehari setelah berhasil menyeberangi sungai
Tigris. Sedangkan kelompok IS di Mosul yang merupakan basis terbesar
mereka, mulai merasa tertekan dengan serangan pasukan khusus Irak.
Kelompok IS sebelumnya terus memberikan perlawanan dengan melakukan
bom mobil bunuh diri serta serangan dengan penembak jitu. Mereka juga
dikatakan telah membunuh puluhan warga sipil Irak dalam sebuah serangan
di Baghdad serta kota-kota lain. Kelompok IS melakukan tindakan itu
karena sudah merasa tertekan dan terancam.
Seorang pimpinan CTS Mayor Jendral Sami al-Aradi mengatakan bahwa
wilayah Baladiyat sudah direbut kembali dan wilayah Sukkar akan direbut
sebelum malam hari tiba. “Daerah ini sangat penting karena menghadap
langsung ke universitas, yang merupakan sebuah distrik pusat. Jika
wilayah itu jatuh, maka kita akan mengambil kendali hutan, istana
presiden dan pesisir timur sungai Tigris,” ungkap Aradi.
Ada kabar yang mengatakan bahwa kelompok IS menggunakan laboratorium
Universitas Mosul untuk membuat senjata biologis serta mendirikan toko
bahan kimia. Hal itu juga didukung oleh pernyataan PBB yang mengatakan
bahwa IS menyita bahan nuklir yang digunakan untuk penelitian ilmiah
ketika IS menggempur sepertiga wilayah dari Irak pada tahun 2014 lalu.
Hal itu juga diperkuat dengan temuan adanya kandungan agen mustard
pada roket yang diluncurkan kelompok IS saat menyerang pasukan Irak dan
kelompok Kurdi. Walaupun bahan kimia tersebut tidak dianggap sebuah
senjata berbahaya, namun ada kemungkinan besar kabar pembuatan senjata
biologis oleh kelompok IS adalah sebuah kebenaran. [maxor]
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar